Selain itu, jahe emprit memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi, yaitu sekitar 1,7 sampai 3,8 persen dari berat kering.
Jahe emprit ini paling sering digunakan sebagai penyedap masakan dan untuk jamu bentuk segar maupun kering.
Baca juga: Jahe Bisa Jadi Fungisida Nabati, Begini Cara Membuatnya
Jahe gajah sering disebut jahe badak. Jahe ini berukuran besar dan gemuk, ruas rimpang menggembung dibanding jenis jahe lainnya.
Warna dagingnya cenderung putih kekuningan dan kandungan minyak atsiri paling sedikit hanya sekitar 0,18 sampai 1,66 persen dari berat kering, maka rasanya kurang pedas dibandingkan dengan jahe emprit maupun jahe merah.
Jahe gajah paling cocok digunakan untuk bahan utama pembuatan permen atau minuman karena dagingnya yang tebal. Banyak juga orang yang menggunakannya sebagai penyedap masakan.
Sesuai namanya, jahe merah memiliki kulit rimpang berwarna merah. Ukuran jahe merah lebih kecil dibanding dua jenis jahe lainnya dan memiliki serat kasar.
Baca juga: Cara Menanam Jahe di Polybag, Mudah Dilakukan di Rumah
Kandungan minyak atsiri jahe merah sangat tinggi, yakni sekitar 2,58 sampai 3,90 persen dari berat kering, sehingga rasanya sangat pedas.
Jahe merah cukup langka dan harganya lebih mahal dibanding dengan jahe emprit dan jahe gajah.