JAKARTA, KOMPAS.com - Burung hantu Tyto alba adalah burung karnivora dan hewan nokturnal alias hewan yang beraktivitas pada malam hari. Burung hantu Tyto alba dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama tikus di sawah.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (13/12/2022), pemanfaatan Burung hantu lebih efektif dalam mengendalikan hama tikus di sawah dibandingkan dengan pengendalian hama tikus secara gropyokan maupun dengan racun tikus.
Sebagai predator alami bagi tikus, burung hantu Tyto alba atau serak Jawa memiliki kemampuan berburu tikus yang sangat tinggi. Burung hantu dewasa mampu memangsa 2 sampai 5 ekor tikus dan dapat membunuh hingga 10 ekor tikus setiap hari.
Baca juga: 5 Cara agar Tanaman Padi Tidak Dimakan Tikus
Sepasang burung hantu mampu melindungi 25 hektar tanaman padi. Burung hantu juga merupakan predator yang ganas dan mampu mendeteksi mangsanya dari jarak jauh dan menyergap mangsanya dengan cepat dan tanpa suara.
Burung hantu Tyto Alba memerlukan tempat tinggal yang nyaman untuk tempat beristirahat dan reproduksi.
Pada umumnya burung hantu bertempat tinggal pada gedung atau pohon besar yang tinggi, yang memiliki lubang atau ruangan yang tertutup.
Minimnya pohon besar di tengah sawah menjadi pemikiran untuk membuat rumah burung hantu di tengah sawah. Penempatan rumah burung hantu idealnya adalah satu dalam setiap hektar sawah.
Baca juga: Cara Membasmi Hama Tikus Sawah Pakai Pestisida Nabati
Ukuran rumah burung hantu biasanya dibuat dengan panjang 60 cm lebar 40 cm dan tinggi 50 cm. Pada sisi luar diberikan teras atau tempat untuk bertengger selebar 20 cm.
Pintu dibuat dengan ukuran 12 cm untuk panjang dan 10 cm untuk lebarnya. Rumah burung hantu diletakkan di atas tiang yang terbuat dari kayu atau beton dengan tinggi 3,5 sampai dengan 4 meter dari permukaan tanah.
Petani tidak melepaskan burung hantu di sawah, namun hanya menempatkan beberapa rumah burung hantu di tengah sawah.
Pengendalian tikus dengan menempatkan rumah burung hantu di area sawah lebih efektif. Bila sebelumnya petani hanya mampu mendapatkan panen padi dengan produktivitas 2,6 ton per hektar karena serangan tikus, dengan memanfaatkan burung hantu, produktivitas padi yang didapat rata-rata mencapai 6,5 ton per hektar.
Baca juga: 3 Pestisida Alami untuk Basmi Hama Tikus Sawah, Jengkol hingga Pepaya
Selain itu, memanfaatkan burung hantu dalam pengendalian hama tikus mampu menekan biaya produksi untuk pembelian racun dan juga dapat menjaga keseimbangan ekosistem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.