Karena perlakuan seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam, akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya seperti asam sulfat (h2so4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek batang).
Ada beberapa gejala asem-aseman tanaman padi yang dapat diperhatikan. Pada tanaman padi yang baru beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis).
Baca juga: Jenis-jenis Tanaman Pangan Lokal Selain Padi, Apa Saja?
Pada pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan batang serta akarnya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya asem-aseman pada tanaman padi.
Pertama, perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus menggenang. Petani juga bisa membuat parit di sekeliling petakan lahan untuk memudahkan air terkumpul di pinggir.
Selain itu, lakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan organik selesai dengan sempurna.
Baca juga: 5 Hama dan Penyakit Tanaman Padi Saat Musim Hujan, Apa Saja?
Petani pun dapat menambahkan bahan perombak berbahan mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan pengolahan lahan yang baik.
Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos atau kotoran hewan yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan c-organik.
Ini untuk memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa mengurangi pemakaian urea. Petani pun bisa menambahkab znso4 15 sampai 20 kg per hektar lahan.