Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bahan Pembasmi Hama Tanaman yang Mudah Didapat

Kompas.com - 10 April 2023, 12:08 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kendala dalam budidaya tanaman yaitu munculnya serangan hama yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Biasanya, hama dikendalikan menggunakan pestisida kimia.

Penggunaan pestisida kimia berlebih bisa menyebabkan kerusakan lingkungan hingga resistensi hama. Selain itu, penggunaan pestisida kimia juga membuat biaya produksi cukup tinggi.

Maka dari itu, penggunaan bahan alami bisa menjadi salah satu cara mengendalikan hama tanaman yang lebih aman dan tetap efektif. Mengutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (10/4/2023), berikut ini beberapa pembasmi hama alternatif dari bahan alami.

Baca juga: Mudah, Cara Membuat Pestisida Nabati dari Puntung Rokok

1. Kapur sirih

Kapur sirih biasanya digunakan sebagai pestisida untuk tanaman buah, seperti jambu dan mangga. Bahan alami ini bisa digunakan untuk membasmi hama kutu putih dan semur. Cara menggunakan kapur sirih untuk membasmi hama, antara lain;

  • Campurkan kapur sirih dengan air dalam botol semprot.
  • Aduk sampai merata.
  • Semprotkan larutan tersebut pada batang dan daun yang terserang hama.

Ilustrasi pemberian cangkang telur ke tanaman. SHUTTERSTOCK/THAMKC Ilustrasi pemberian cangkang telur ke tanaman.

2. Kulit telur

Kulit telur juga bisa digunakan untuk mengusir semut. Biasanya, semut banyak dijumpai di akar tanaman.

Kehadiran semut bisa menghambat pertumbuhan tanaman dan mendatangkan hama kutu putih serta penyakit embun jelaga. Kondisi tersebut membuat tanaman terganggu dan penampilannya tidak menarik.

Adapun cara mengusir semut pada tanaman dengan menggunakan kulit telur, seperti berikut:

Baca juga: Cara Mudah Membuat Pupuk dari Cangkang Telur

  • Sangrai kulit telur hingga berwarna kehitaman.
  • Tumbuk kulit telur yang sudah disangrai.
  • Taburkan di sekitar tanaman.

3. Daun tomat

Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, bagian dari tanaman tomat juga bisa digunakan sebagai pembasmi hama alternatif. Bagian yang dapat digunakan untuk membuat pestisida yaitu daun tomat.

Daun tomat diketahui bisa mengusir kutu kuning yang biasa ditemukan pada pangkal bunga atau pucuk. Berikut ini cara mengaplikasikan daun tomat untuk mengusir hama.

  • Siapkan 2 hingga 3 genggam daun tomat lalu potong-potong.
  • Kemudian, rendam daun tomat dalam 2 cangkir air selama semalaman.
  • Setelah itu, saring rendaman daun tomat dan tambahkan 2 cangkir air lagi sebelum disemprotkan ke tanaman.

Ilustrasi daun pepaya. PIXABAY/JUEMI Ilustrasi daun pepaya.

4. Daun pepaya

Tak hanya daun tomat, daun pepaya juga bisa dimanfaatkan sebagai pestisida alami. Daun pohon pepaya bisa mengusir belalang dan ulat putih dengan cara seperti berikut:

Baca juga: Pestisida dari Daun Pepaya: Keunggulan, Kelemahan, dan Cara Membuatnya

  • Siapkan daun pepaya tua sekitar 1 kg, lalu tumbuk sampai halus.
  • Larutkan daun pepaya halus pada air 1 liter.
  • Diamkan selama 2 hari, saring, dan aplikasikan ke tanaman.

5. Tepung terigu

Tepung terigu biasanya digunakan untuk membuat makanan. Selain itu, tepung terigu juga bisa digunakan untuk membasmi ulat yang menyerang tanaman.

Caranya dengan menaburkan tipis tepung terigu ke tanaman. Butiran tepung terigu akan menghambat sistem pernapasan ulat sampai serangga tersebut mati. Dua hari kemudian, bersihkan tepung terigu tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau