JAKARTA, KOMPAS.com - Pestisida kimia masih menjadi pilihan petani untuk mengendalikan hama di lahan pertanian. Namun, penggunaan pestisida kimia bisa berdampak negatif bagi konsumen maupun ekosistem pertanian.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Sabtu (4/3/2023), dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia.
Salah satu alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati atau pestisida organik.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida untuk Cabai Menggunakan Bahan Alami
Prinsip penggunaan pestisida nabati hanya untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia.
Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah.
Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida dan Pupuk Alami dari Rumput Bandotan
Daun mimba merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida nabati yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Tanaman yang dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan pestisida nabati adalah nimba ,kunyit, halia, dan jahe.