JAKARTA, KOMPAS.com - Lemna sp. merupakan tanaman air yang banyak tumbuh di perairan dangkal, sawah, rawa-rawa, dan danau. Penyebaran tanaman ini sangat luas, terutama di wilayah tropis dan daerah dengan temperatur hangat.
Tanaman ini berisi jaringan-jaringan pengangkut nutrien. Tanaman air ini mengandung protein kasar, lemak, serat, abu, dan asam amino.
Lemna biasanya diolah menjadi makanan ternak khususnya unggas. Pemberian lemna sebagai pakan ternak bisa menghemat biaya produksi karena tanaman dapat dengan mudah dibudidayakan.
Baca juga: Mengenal Tanaman Azolla yang Bisa Digunakan untuk Pupuk
Dikutip dari buku Modul Integrasi Budidaya Lemna dengan Bio-slurry, Selasa (11/4/2023), berikut ini cara budidaya lemna untuk pakan ternak.
Sebelum menanam, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu syarat air yang digunakan sebagai media tanam. Berikut penjelasannya.
pH sesuai untuk menanam lemna yaitu sekitar 5 hingga 9, namun pertumbuhan lemna akan optimal pada ph 6,5 sampai 7,5.
Suhu air sangat mempengaruhi metabolisme tanaman lemna. Suhu akan mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Tanaman Azolla
Semakin tinggi suhunya, semakin rendah oksigen terlarutnya. Suhu yang maksimal untuk pertumbuhan lemna yaitu antara 26,69 hingga 28,34 derajat Celcius.
Unsur hara dalam air bisa berasal dari limbah domestik yang masuk ke dalam air, sisa tanaman atau hewan yang mati, dan air dari sawah yang mengandung pupuk. Salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman lemna yaitu nitrogen.
Nutrisi ini digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman.
Penyinaran matahari akan menunjang proses fotosintesis tanaman. Maka dari itu, pastikan air yang menjadi media tanam mendapatkan penyinaran matahari yang cukup.
Baca juga: Tidak Sulit, Ini Cara Budidaya Tanaman Azolla
Setelah menyiapkan media tanam, langkah selanjutnya yaitu budidaya tanaman lemna. Berikut ini tata caranya.
Penanaman lemna bisa menggunakan bio-slurry atau produk fermentasi tanpa oksigen yang berasal dari bahan organik. Konsentrasi bioslurry yang diberikan harus menyesuaikan volume air.
Volume air dapat dihitung dengan rumus sederhana dengan menghitung luas kolam, petak sawah, atau ember yang digunakan. Setelah itu, luas area penanaman dikali dengan kedalaman air.
Contohnya, kolam yang digunakan untuk menanam lemna memiliki ukuran lebar 4 meter dan panjang 5 meter. Maka luas dari bidang tersebut 3 x 4 = 30 meter persegi.
Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Azolla
Apabila kedalam kolam yang digunakan untuk menanam lemna hanya 0,5 meter, maka volume airnya 20 x 0,5 – 10 meter persegi atau 10.000 liter air.
Jika konsentrasi yang dibuat 2,5 persen, maka bio-slurry yang harus diberikan yaitu 0,025 x 10.000 = 250 liter atau kg. Artinya, pemupukan dasar kolom tersebut menggunakan bio-slurry padat 250 kg.
Sedangkan untuk menjaga nutrisi dalam kolam, bio-slurry cair yang diberikan sekitar 30 persen dari pupuk dasar atau 75 liter.
Setelah menentukan konsentrasi bio-slurry atau nutrisi, langkah selanjutnya yaitu memulai proses penanaman. Pastikan semua tanaman menutupi kolam.
Tujuannya untuk mencegah sinar matahari masuk ke dasar kolam dengan demikian pertumbuhan ganggang dan lumut bisa dengan mudah dikendalikan. Kerapatan tanaman bisa disesuaikan dengan luas kolam.
Tanaman lemma akan tumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu enam hari. Di waktu tersebut, tanaman lemna sudah bisa dipanen sebanyak jumlah bibit yang ditanam.
Setelah panen, berikan nutrisi tambahan sebanyak 30 persen dari pupuk dasar. Pemanenan berikutnya bisa dilakukan enam hari setelah panen pertama, dan seterusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.