Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Membuat Pestisida Alami dari Bawang Putih

Kompas.com - 02/05/2023, 08:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hama adalah salah satu penyebab tanaman layu, rusak, hingga mati. Serangan hama juga bisa menyebabkan gagal panen, yang memicu kerugian bagi petani.

Upaya membasmi hama bisa dilakukan dengan penggunaan pestisida, baik pestisida alami atau pestisida nabati maupun pestisida kimia.

Pestisida nabati atau pestisida alami adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan organik, yang aman bagi tanaman dan lingkungan. Dikutip dari laman Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Selasa (2/5/2023), berikut cara kerja pestisida alami.

Baca juga: Mudah, Begini Cara Membuat Pestisida dari Daun Cengkeh

Ilustrasi bawang putih. PIXABAY/PAM DE BUTLER Ilustrasi bawang putih.

  • Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
  • Menghambat pergantian kulit.
  • Mengganggu komunikasi serangga.
  • Menyebabkan serangga menolak makan.
  • Menghambat reproduksi serangga betina.
  • Mengurangi nafsu makan serangga.
  • Memblokir kemampuan makan serangga.
  • Mengusir serangga.
  • Menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida alami adalah sebagai berikut.

  • Murah dan mudah dibuat sendiri.
  • Relatif aman bagi lingkungan.
  • Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
  • Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
  • Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
  • Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk dan Pestisida Alami dari Kulit Bawang Putih

Sementara itu, kelemahan pestisida alami adalah sebagai berikut.

  • Daya kerjanya relatif lambat.
  • Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
  • Tidak tahan terhadap sinar matahari.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau