Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Sayuran Daratan Tinggi, Mudah untuk Dibudidayakan

Kompas.com - 10/05/2023, 18:24 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesesuaian antara lahan budidaya dengan jenis sayur yang hendak ditanam menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya tanaman tersebut. Hal tersebut dikarenakan tidak semua jenis sayu dapat ditanam di segala tempat.

Ada beberapa jenis sayuran yang hanya bisa tumbuh maksimal di dataran tinggi. Saat ditanam di dataran rendah, pertumbuhan menjadi terganggu dan produktivitasnya tidak maksimal.

Lantas, apa saja jenis sayuran dataran tinggi? Dikutip dari situs Program Studi Doktor Ilmu Pertanian Universitas Medan Area, Rabu (10/5/2023), berikut penjelasan selengkapnya.

Baca juga: 3 Kendala Menanam Kentang di Dataran Rendah dan Solusinya

1. Wortel

Wortel merupakan tanaman yang tumbuh di lahan ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman wortel yang ditanam di dataran rendah akan sulit berbunga.

Ilustrasi wortel di tanam dalam potShutterstock/Pablo53 Ilustrasi wortel di tanam dalam pot

Selain ketinggian tempat, suhu udara juga perlu diperhatikan. Suhu ideal untuk menanam wortel antara 15 sampai 21,1 derajat Celcius. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi akan membuat warna umbi kurang bagus.

2. Kentang

Jenis tanaman dataran tinggi lainnya yaitu kentang. Tanaman ini bisa dibudidayakan di lahan dengan ketinggian lebih dari 500 mdpl.

Namun, pertumbuhannya akan maksimal saat ditanam di lahan dengan ketinggian 1000 sampai 2000 mdpl. Suhu udara yang dapat menunjang pertumbuhan kentang sekitar 20 derajat Celcius.

Tanaman kentang juga menyukai tanah yang gembur sedikit berpasir, mengandung banyak humus, tidak menggenang, dan pH-nya antara 5 sampai 5,5.

3. Kubis

Selain wortel dan kentang, tanaman lain yang cocok ditanam di lahan dataran tinggi yaitu kubis. Kubis cocok ditanam di ketinggian 1000 sampai 3000 mdpl.

Baca juga: Cara Budidaya Kubis dari Biji yang Benar

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau