Fumigasi terbukti efektif untuk mengendalikan tikus dan anak-anaknya yang masih di dalam sarang. Untuk memastikan tikus mati, maka sebaiknya tutup sarang tikus dengan lumpur setelah dilakukan fumigasi.
Penutupan lubang sarang bertujuan agar tanggal, pematang, dan sistem irigasi tidak rusak. Selain itu, penutupan lubang juga berguna untuk mencegah tikus lain datang membuat sarang di tempat tersebut.
Kegiatan fumigasi bisa dilakukan sepanjang masa penanaman, terutama saat tanamn berada distadia genertif.
Trap barrier system atau TBS juga menjadi salah satu cara pengendalian hama tikus pada tanaman jagung. Kegiatan ini sangat dianjurkan untuk dilakukan pada daerah endemik tikus dengan sistem tanam serempak.
Baca juga: 8 Tanaman Pengusir Tikus Sawah yang Mudah Ditanam
TBS terdiri atas tanaman perangkap untuk menarik kedataran hama tikus. Tanaman perangkap yang dapat digunakan yaitu padi.
Padi ditanam pada petakan berukuran 25 x 25 meter. Kemudian, pasang pagar plastik yang mengarahkan tikus agar masuk ke dalam perangkap.
Perangkap terbuat dari kawat ukuran 20 x 20 x 40 cm yang dipasang di setiap sisi TBS.
Apabila populasi hama tikus sudah di atas ambang batang ekonomi, maka langkah pengendalian yang bisa dilakukan yaitu mengaplikasikan rodentisida antikoagulan.
Rodentisida ini bisa menghambat koagulasi atau penggumpalan darah tikus dan memerah pembuluh darah kapiler di dalam organik.
Umpan rodentisida dapat diletakkan di tanggul irigasi, pematang, jalan ke sarah, atau tepi perkampungan dekat dengan lahan budidaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.