Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis-jenis Kelapa Dalam yang Tumbuh di Indonesia

Kompas.com - 05/06/2023, 10:50 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan yang banyak dijumpai di Indonesia. Secara umum, kelapa terbagi menjadi tiga jenis yakni kelapa dalam, genjah dan hibrida.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengenal jenis-jenis kelapa dalam yang tumbuh di Indonesia. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Jenis-jenis Kelapa Dalam

Kelapa dalam adalah kelapa yang batangnya besar dan tinggi. Kelapa ini biasanya mulai berbuah saat berumur 6 hingga 8 tahun.

Baca juga: Kenali, Ini Jenis-jenis Kelapa yang Ada di Indonesia

Tanaman kelapa dalam memiliki umur yang cukup panjang, bahkan ada yang bisa mencapai 100 tahun. Jenis kelapa dalam ternyata sangat beragam. Menurut penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian, berikut penjelasan selengkapnya.

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PEXELS/TONYNOJMANSK Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

1. Kelapa dalam mapanget (DMT)

Jenis kelapa dalam ini berasal dari Sulawesi Utara. Bentuk buahnya bulat, ukurannya sedang, warnanya merah kecoklatan, dan mulai berbuah saat berumur 5 tahun.

Produksi maksimal kelapa ini mencapai 3,5 ton/ha/tahun dengan kadar minyak mencapai 62,95 persen. Tanaman ini agak toleran kemarau panjang dan cocok dikembangkan di lahan kering iklim basah dengan intensitas curah hujan kurang dari 2500 sampai 3500 mm/tahun.

2. Kelapa dalam tenga (DTA)

Tanaman kelapa ini berasal dari Sulawesi Utara. Sama seperti kelapa dalam mapanget, kelapa dalam tenga juga mulai berbuah saat berumur 5 tahun setelah tanam.

Baca juga: 9 Jenis Kelapa Genjah yang Ada di Indonesia

Karakteristik buah kelapa ini bulat, ukuran sedang, warna kulitnya hijau, dan produksinya bisa mencapai 3,0 ton/ha/tahun. Kadar minyak yang dihasilkan bisa mencapai 69,31 persen.

Tanaman kelapa dalam tenga tahan terhadap kondisi kering selama 3 bulan dan dapat dikembangkan di lahan kering basah.

3. Kelapa dalam bali (DBI)

Sesuai dengan namanya, kelapa dalam ini berasal dari Bali. Biasanya, mulai berbuah 5 tahun. Bentuk kelapa ini bulat, ukurannya besar, warnanya hijau kekuningan, dan produksi kopra optimal 3,0 ton/hektare/tahun. Tanaman ini juga tahan dengan kondisi kering sampai 3 bulan.

4. Kelapa dalam palu (DPU)

Kelapa dalam palu berasal dari Sulawesi Tengah yang berbuah saat berumur 5 tahun. Bentuk buah kelapa ini bulat, ukuran buah besar, warnanya hijau, dan memiliki produksi maksimal 2,8 ton/hektare/tahun.

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PEXELS/OLEKSANDR PIDVALNYI Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

Kadar minyak dari kelapa ini mencapai 69,28 persen. Kelapa dalam palu agak toleran terhadap kemarau panjang dan bisa dikembangkan di lahan kering basah.

Baca juga: Cara Menanam Kelapa Hibrida yang Benar agar Berbuah Lebat

5. Kelapa dalam sawarna (DSA)

Jenis kelapa dalam selanjutnya yaitu kelapa dalam sawarna yang berasal dari Jawa Barat. Tanaman ini bisa berbuah saat berumur 4 tahun.

Bentuk buahnya bulat, ukurannya sedang, warna kulit buahnya hijau kekuningan, dan produksi optimal mencapai 3,5 ton/hektare/tahun. Kadar minyak yang bisa dihasilkan mencapai 66,26 persen.

Tanaman kelapa dalam ini tidak tahan kekeringan. Daerah pengembangan yang sesuai untuk budidaya kelapa dalam sawarna yaitu lahan kering iklim basah dengan curah hujan sedang hingga tinggi.

6. Kelapa dalam takome (DTE)

Tanaman kelapa dalam ini berasal dari Maluku Utara. DTE umumnya mulai berbuah saat berumur 5 tahun.

Karakteristik tanaman ini yaitu bentuk buahnya bulat, ukuranya kecil, jumlah buah per tandanya banyak antara 75 hingga 100 butir, dan produksi maksimalnya mencapai 2,14 ton/hektare/tahun.

Kadar minyak yang dihasilkan mencapai 50,59 persen. Tanaman DTE toleran terhadap kemarau panjang. Daerah pengembangan yang sesuai yaitu lahan kering kering iklim basah dengan curah hujan rendah sampai tinggi.

Baca juga: Cara Menanam Kelapa Kopyor yang Bernilai Ekonomi Tinggi

7. Kelapa unggul dalam lokal

Benih kelapa ini berasal dari populasi kelapa dalam unggul lokal yang telah diseleksi atau blok penghasil tinggi (BPT) yang ditetapkan oleh Dinas Perkebunan atau instansi terkait. Selain itu, harus disetujui juga oleh Balit Palma berdasarkan evaluasi yang dilakukan peneliti dan petugas lapang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com