Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Penyebab Produksi Kedelai di Indonesia Rendah, Apa Saja?

Kompas.com - 14/06/2023, 10:32 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedelai merupakan salah satu tanaman pending di Indonesia. Biji kedelai biasanya diolah menjadi aneka makanan dan minuman yang tinggi protein.

Meskipun bentuk olahan kedelai di Indonesia sangat beragam, namun produksi kedelai dalam negeri ternyata belum maksimal. Menurut keterangan di situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, pada tahun 2022 lalu impor kedelai mencapai 90 persen.

Angka tersebut tentu saja terlampau tinggi, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya dan potensial. Lantas, apa saja faktor penyebab produksi kedelai di Indonesia masih rendah? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Kedelai agar Panennya Melimpah

Penyebab produksi kedelai dalam negeri kurang

Rendahnya produksi kedelai di Indonesia ternyata bukan tanpa alasan. Ada beberapa hal yang menyebabkan produktivitas tanaman kacang-kacangan ini masih belum maksimal.

Ilustrasi Kacang KedelaiDok. Pixabay / User1737576 Ilustrasi Kacang Kedelai

Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (14/6/2023), berikut ini beberapa faktor penyebab rendahnya produksi kedelai di Indonesia.

  1. Cara budidaya dan perawatan yang kurang intensif.
  2. Mutu benih yang digunakan kurang baik dan daya tumbuhnya rendah.
  3. Varietas lokal yang digunakan, daya produksinya kurang tinggi.
  4. Area budidaya sempit dan sering ditanami varietas kedelai yang berbeda.
  5. Pencegahan hama belum maksimal.

Baca juga: Budidaya Tanaman Kedelai Lokal yang Benar agar Panennya Melimpah

Selain kelima faktor yang sudah disebutkan, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi produktivitas kedelai. Apabila di masa pertumbuhan curah hujan terlalu tinggi, maka hasil panen kedelai menjadi rendah.

Meskipun demikian, faktor cuaca bisa diatasi dengan melakukan pergiliran tanaman dan melakukan budidaya sistem tumpang sari. Kedelai dapat ditanam bersama dengan padi atau tanaman palawija lainnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Tips
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Tips
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Tips
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Varietas Tanaman
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Varietas Tanaman
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Varietas Tanaman
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Varietas Tanaman
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Varietas Tanaman
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Varietas Tanaman
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Varietas Tanaman
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Varietas Tanaman
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau