Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Mencegah Buah Tomat Retak dan Pecah di Pohon

Kompas.com - 16 Juni 2023, 22:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu tantangan paling umum yang dihadapi saat menanam tomat adalah buah tomat retak dan pecah. Hal ini tidak hanya mengurangi daya tarik buah secara visual, tetapi juga memengaruhi rasa, tekstur, dan kualitasnya secara keseluruhan.

Dikutip dari House Digest, Jumat (16/6/2023), cacat ini tidak hanya memengaruhi penampilan buah tomat, tetapi juga memengaruhi kualitas dan umur simpannya.

Buah tomat retak dan terbelah lebih rentan terhadap pembusukan, infeksi jamur, dan hama, sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi atau disimpan dalam waktu lama.

Baca juga: Manfaat Cangkang Telur untuk Tanaman Tomat dan Cara Pakainya

Ilustrasi tanaman tomat, menanam tomat. SHUTTERSTOCK/AHMAD RIDHA ASHARI Ilustrasi tanaman tomat, menanam tomat.

Buah tomat dapat retak dan pecah karena faktor genetik, kondisi lingkungan, dan cara budidaya.

Fluktuasi kelembapan yang berlebihan, seperti penyiraman yang tidak teratur atau curah hujan yang tinggi setelah periode kering, dapat menyebabkan buah cepat mengembang sehingga menyebabkan kulit pecah-pecah.

Selain itu, pematangan yang tidak merata dan pola pertumbuhan yang tidak teratur dapat membuat kulit buah menjadi kurang elastis dan lebih mudah pecah.

Berikut beberapa cara mencegah buat tomat retak dan pecah di pohon.

Baca juga: Pupuk untuk Tanaman Tomat: Dosis dan Cara Menggunakannya

1. Siram tanaman secara konsisten

Untuk memastikan perkembangan buah tomat yang sehat dan mengurangi stres tanaman, sangat penting untuk menjaga tingkat kelembapan yang konsisten di dalam tanah.

Penyiraman yang tepat memungkinkan akar menyerap air dan nutrisi secara efektif, meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan tanaman secara keseluruhan. Ini membantu menjaga elastisitas kulit buah tomat dan mengurangi risiko retak dan pecah.

Ilustrasi menyiram tanaman tomat. SHUTTERSTOCK/WERTINIO Ilustrasi menyiram tanaman tomat.

Teknik penyiraman yang tepat sangat penting untuk menjaga tingkat kelembapan yang konsisten. Misalnya, penyiraman yang berlebihan dapat menyebabkan tomat terlalu lembek dan bengkak, membuatnya lebih rentan retak.

Di sisi lain, penyiraman yang terlalu sedikit menyebabkan buah tomat menjadi kering dan lebih rentan terhadap retak akibat stres. Salah satu teknik yang efektif adalah menyiram dalam-dalam tetapi jarang.

Baca juga: 9 Tanaman yang Tidak Boleh Ditanam Berdekatan dengan Tanaman Tomat

Alih-alih memberi tanaman tomat penyiraman yang dangkal dan sering, berikan perendaman menyeluruh sekali atau dua kali seminggu. Ini memungkinkan air menembus jauh ke dalam tanah, mendorong akar tumbuh lebih dalam untuk mencari kelembapan.

Penyiraman yang dalam mendukung sistem akar yang kuat dan membantu tanaman menahan periode kering tanpa tekanan yang tidak semestinya.

2. Tambahkan mulsa

Dengan menerapkan lapisan mulsa organik di sekitar pangkal tanaman tomat, Anda dapat menciptakan lingkungan yang mendukung yang membantu mengatur kelembapan tanah, suhu, dan pertumbuhan gulma, serta mengurangi risiko kerusakan buah.

Mulsa bertindak sebagai penghalang antara bumi dan atmosfer, mengurangi penguapan air dan mempertahankan tingkat kelembapan tanah yang lebih konsisten.

Baca juga: Cara Pakai Trichoderma Sp untuk Atasi Layu Fusarium Tanaman Tomat

Hal ini sangat penting selama kondisi cuaca yang berfluktuasi, seperti cuaca panas dan kering yang diikuti oleh hujan lebat.

Mulsa juga bertindak sebagai lapisan isolasi, memoderasi suhu tanah. Di iklim panas, ini membantu menjaga agar tanah tetap dingin, mencegah tomat menjadi terlalu panas, yang dapat menyebabkan keretakan buah.

Di sisi lain, menggunakan mulsa dapat membantu menjaga kehangatan di area yang lebih dingin, menghasilkan suhu optimal yang konsisten yang mendorong pertumbuhan. Selain itu, mulsa menekan pertumbuhan gulma dengan menghalangi sinar matahari.

Menambahkan 2 inci mulsa dapat membantu mencegah gulma bersaing dengan tomat untuk mendapatkan air, nutrisi, dan ruang.

Baca juga: Simak, Cara Memilih Pupuk yang Tepat untuk Tanaman Tomat

Ilustrasi tanaman tomat.Shutterstock/Digihelion Ilustrasi tanaman tomat.

3. Berikan naungan

Sementara tomat membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis dan perkembangan buah, panas yang berlebihan dan sinar matahari yang intens dapat menyebabkan buah mengembang dengan cepat, membuat kulit tegang dan meningkatkan kemungkinan pecah-pecah.

Salah satu metode peneduh yang efektif adalah menempatkan kain peneduh di atas tanaman tomat untuk menyaring sinar matahari dan mengurangi intensitasnya.

Ini memungkinkan penetrasi sinar matahari sambil meminimalkan risiko tekanan panas yang berlebihan pada tanaman.

Kain peneduh harus diamankan di atas tanaman, memungkinkan sirkulasi udara dan mencegahnya menyentuh dedaunan secara langsung.

Baca juga: 10 Buah yang Sering Dikira Sayuran, Tomat hingga Mentimun

Penempatan tanaman tomat yang strategis juga dapat memberikan naungan dan perlindungan alami. Menempatkan tanaman atau struktur yang lebih tinggi, seperti teralis atau ajir, di sisi tomat yang menghadap matahari dapat menciptakan naungan parsial selama bagian terpanas hari itu.

Tomat yang ditanam di tempat yang menerima sinar matahari pagi dan sore mendapat manfaat dari sinar matahari yang penting untuk fotosintesis di pagi hari sambil terlindung dari sinar matahari langsung yang keras selama jam-jam terpanas.

4. Pangkas tanaman tomat dengan hati-hati

Tanaman tomat dengan dedaunan lebat menciptakan iklim mikro yang memerangkap kelembapan di sekitar buah. Hal ini dapat menyebabkan ekspansi yang cepat dan peningkatan tekanan pada kulit, yang mengakibatkan retak.

Pemangkasan membantu sirkulasi udara yang lebih baik dan pengeringan dedaunan yang lebih cepat setelah hujan atau irigasi. Peningkatan aliran udara mengurangi kelembapan di sekitar buah dan meminimalkan risiko retak.

Baca juga: 6 Cara Merawat Tomat agar Berbuah Banyak

Ilustrasi menanam tomat, panen tomat. FREEPIK/ALEKSANDARLITTLEWOLF Ilustrasi menanam tomat, panen tomat.

Pemangkasan juga mengalihkan energi tanaman ke arah produksi buah. Dengan menghilangkan dedaunan dan pengisap yang tidak perlu, yakni pucuk kecil yang tumbuh di ketiak daun, tanaman dapat memfokuskan sumber dayanya untuk mengembangkan dan mematangkan buah yang ada.

Hal ini dapat mengakibatkan tomat yang lebih sehat dan lebih kuat dengan risiko pecah yang lebih rendah. Mulailah dengan membuang daun yang menguning atau sakit.

Selanjutnya, secara selektif singkirkan pengisap yang muncul dari ketiak daun, bertujuan untuk mempertahankan satu atau dua batang utama.

Menghilangkan daun bagian bawah yang menyentuh tanah dapat lebih meningkatkan aliran udara dan mengurangi risiko penyakit.

Baca juga: Cara Menanam Tomat Ceri dalam Pot, Mudah dan Praktis

Ilustrasi tanaman tomat yang dipasangi ajirShutterstock/Paul Maguire Ilustrasi tanaman tomat yang dipasangi ajir

5. Pasang ajir atau penopang

Saat tomat tumbuh, tanaman merambat menjadi sarat dengan tandan buah yang berat, yang dapat membuat cabang stres dan meningkatkan risiko kerusakan.

Sistem pendukung yang tepat membantu mendistribusikan berat buah secara merata, mengurangi tekanan pada cabang dan mencegahnya bengkok atau patah. Misalnya, kandang adalah pilihan populer untuk mendukung tomat.

Struktur kawat yang kokoh melingkari tanaman dan memberikan dukungan saat tumbuh lebih tinggi, menjaga cabang tetap tegak dan mencegah buah menyentuh tanah, yang dapat menyebabkan peningkatan penyerapan air dan keretakan selanjutnya.

Ajir adalah metode lain yang umum digunakan untuk menjaga tanaman tetap tegak dan memberikan stabilitas. Ajir bermanfaat untuk tomat yang memiliki kebiasaan pertumbuhan yang kuat dan luas.

Baca juga: 7 Cara Merawat Tanaman Tomat di Musim Hujan

Tanaman merambat tomat dilatih untuk tumbuh ke atas dan diamankan ke struktur ajir.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau