JAKARTA, KOMPAS.com - Jeruk merupakan tanaman buah asli dari Benua Asia. Di Indonesia, khususnya Bangka Belitung terdapat jenis jeruk asli yang populer dan mudah dijumpai.
Jeruk asli Bangka Belitung tersebut dikenal dengan nama jeruk kunci. Jeruk ini biasanya ditambahkan dalam masakan untuk menambah cita rasa segar. Selain itu, bisa juga diolah menjadi minuman yang segar.
Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (28/6/2023), jeruk kunci merupakan jenis buah jeruk yang ukuranya kecil. Ukuran buah ini hanya sebesar bola pingpong atau golf.
Baca juga: Cara Menanam Jeruk Kunci agar Berbuah Banyak
Warna buahnya hijau tua sama seperti daunnya. Aromanya sangat segar dan bisa dikonsumsi langsung meski rasanya masam.
Jeruk ini memiliki kulit tipis dan lembut, sehingga mudah diperas. Airnya banyak dan rasanya masam, bahkan lebih asam dibandingkan jeruk nipis.
Buah ini mudah dijumpai di pasar tradisional maupun swalayan. Apabila ingin menanamnya, pastikan untuk menanam jeruk kunci pada lahan yang terkena sinar matahari pagi karena kekurangan penyinaran matahari akan membuat buahnya tidak berkembang.
Sama halnya dengan buah-buahan lainnya, jeruk kunci juga memiliki beragam manfaat. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Jeruk kunci mengandung vitamin C yang melimpah. Bahkan, sumber vitamin C di jeruk kunci dinilai lebih besar dibandingkan jenis jeruk lainnya. Maka dari itu, jeruk kunci bisa menjadi obat batuk, obat piluk, bahkan obat masuk angin.
Baca juga: Simak, Keunggulan dan Manfaat Jeruk Kunci
Selain membantu menyediakan vitamin C, jeruk kunci juga bisa menjadi penyedap makanan. rasa yang asam dan aroma segar bisa membuat makanan lebih enak.
Di Bangka Belitung, air jeruk kunci biasanya ditambahkan pada cuka empek-empek. Di daerah lain, jeruk kunci sering ditambahkan pada makanan seperti soto, bakso, mie kuah, dan lain sebagainya.
Jeruk kunci diketahui bisa mengobati beberapa penyakit seperti batuk, influenza, radang tenggorokan, demam, hingga sakit kepala. Meskipun demikian, obat dari jeruk kunci hanya bersifat alternatif dan tetap dianjurkan untuk melakukan pengobatan ke dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.