Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Meningkatkan Produksi Padi agar Panennya Melimpah

Kompas.com - 04/07/2023, 21:13 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman padi merupakan komoditas penting di negeri ini. Oleh karena itu, produksi padi diupayakan terus meningkat setiap tahunnya.

Hal tersebut bertujuan agar hasil panen padi bisa memenuhi kebutuhan makanan pokok dalam negeri. Sayangnya, ada beberapa faktor pembatas yang bisa menyebabkan produktivitas tanaman padi menurun, misalnya; faktor cuaca, serangan hama, penggunaan bibit yang kurang baik, hingga penanaman dan perawatan tanaman yang tidak maksimal.

Menurut penjelasan di Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (4/7/2023), setidaknya ada 6 tips meningkatkan produksi padi. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga: 7 Varietas Padi Tahan Wereng Cokelat, Apa Saja?

1. Menanam bibit yang masih muda

Bibit padi sudah bisa ditanam setelah berumur 7 sampai 20 hari setelah semai. Semakin muda umur bibit saat pindah tanam, maka tingkat stres pada bibit semakin kecil.

Ilustrasi tanaman padi. FREEPIK/4045 Ilustrasi tanaman padi.

Selain itu, bibit yang masih muda juga lebih mudah beradaptasi dan mempunyai jumlah anakan yang lebih baik.

2. Menanam padi sistem jajar legowo

Tanaman padi membutuhkan cahaya dan udara yang menunjang pertumbuhannya. Dengan pertumbuhan yang maksimal, harapannya produktivitas tanaman juga tinggi.

Maka dari itu, sistem penanaman jajar legowo dinilai sesuai untuk meningkatkan produksi padi. Sistem jajar legowo membuat tanaman padi tumbuh dengan jarak tanam cukup lebar, sehingga penyinaran dan sirkulasi udara lebih lancar.

Baca juga: 5 Faktor yang Menyebabkan Penyakit Pasca-panen Padi

3. Menanam bibit dangkal

Tips meningkatkan produksi padi selanjutnya yaitu dengan menanam bibit dangkal. Bibit ditanam di sawah dalam kondisi air macak-macak atau lahan tidak tergenang air.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau