JAKARTA, KOMPAS.com - Katuk termasuk tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Daunnya terkenal sebagai pelancar ASI alami.
Selain itu, daun katuk juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, lalapan, hingga pewarna alami. Tanaman katuk tumbuh tahunan di dataran rendah sampai tinggi.
Kondisi lingkungan paling ideal untuk pertumbuhan katuk yaitu daerah yang suhunya 21 sampai 30 derajat Celcius dengan kelembapan antara 50 sampai 80 persen. Tanaman ini juga membutuhkan tanah subur, gembur, mengandung banyak humus, beraerasi dan drainase baik, serta pH-nya antara 5,5 sampai 6,5.
Baca juga: Ternyata, Ini Manfaat Daun Katuk untuk Ternak Unggas
Tahapan budidaya tanaman katuk tidak terlalu sulit. Mengutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (7/8/2023), berikut penjelasan selengkapnya.
Tanaman katuk bisa ditanam menggunakan sistem bedengan atau sistem pagar. Jika menggunakan sistem bedengan, maka lahan perlu diolah dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar 100 sampai 120 cm, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 sampai 40 cm.
Pada bedengan diberi pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha. Campurkan pupuk dan ratakan. Tanaman katuk yang dibudidayakan dengan sistem ini ditanam dengan jarak 20 x 20 cm.
Sementara itu, apabila ditanam dengan sistem pagar, pengolahan lahan dilakukan hanya pada bidang tanah yang akan ditanami. Lahan diolah sampai gembur, kemudian dibentuk larikan selebar 30 sampai 40 cm dengan ketinggian 30 cm.
Pada larikan juga diberi pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha. Pupuk dicampur rata dan dirapikan.
Baca juga: Cara Menanam Kangkung Cabut di Pot, Bisa di Halaman Rumah
Setelah proses pengolahan lahan selesai, tahapan berikutnya yaitu penanaman. Bibit tanaman katuk bisa didapatkan dari stek batang atau cabang.
Cara menanam katuk cukup dengan menancapkan bibit pada lubang tanam. Kemudian, tutup lubang tanam dengan tanah dan siram sampai lembap.
Tanaman ini sangat responsif terhadap pemupukan, maka dari itu, berikan pupuk secara rutin agar tanaman tumbuh subur. Jenis pupuk dibutuhkan tanaman katuk yaitu Urea 200 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha.
Selain mencukupi kebutuhan pupuk, tanaman katuk juga perlu disiram secara rutin minimal seminggu 2 kali. Pengairan bisa disesuaikan dengan kondisi lahan.
Baca juga: 12 Manfaat Daun Sirsak untuk Kesehatan, Obati Infeksi hingga Diare
Di saat tanaman berumur 15 hari, lakukan penyiangan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tersebut. Bersama dengan penyiangan dapat dilakukan pembumbunan.
Lakukan juga pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman katuk. Cara pengendaliannya dengan melakukan sanitasi lahan, pergiliran tanaman, dan penggunaan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Tahapan terakhir dalam budidaya tanaman katuk yaitu pemanenan. Tanaman ini bsia dipanen saat berumur 3 hingga 3,5 bulan setelah tanam.
Caranya dengan memangkas ujung tanaman atau cabang. Pucung yang dipangkas cukup 10 sampai 15 cm saja.
Baca juga: 6 Manfaat Belimbing Wuluh untuk Kesehatan dan Cara Menggunakannya
Waktu panen yang tepat yaitu di pagi atau sore hari saat cuaca cerah. Panen berikutnya dapat dilakukan setiap satu bulan sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.