Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bali Pure Olah Minyak Kelapa hingga Kunyit dan Jahe Tembus Pasar Ekspor

Kompas.com - 29/08/2023, 23:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini sudah banyak produk pertanian asal Indonesia yang tembus pasar ekspor di berbagai negara. Salah satunya adalah Bali Pure, peserta program pemberdayaan UMKM PT HM Sampoerna Tbk.

I Ketut Sumayana, pemilik CV Bali Pure merintis usaha sejak 2016 lalu dengan modal Rp300.000 saja.

Ketut merupakan salah satu pelaku usaha binaan Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC), sebuah program pemberdayaan UMKM binaan HM Sampoerna melalui payung Program Keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia."

Baca juga: Mengenal Minyak Kelapa Murni atau VCO dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Ilustrasi minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).SHUTTERSTOCK/WASANAJAI Ilustrasi minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).

Bali Pure saat ini adalah salah satu UMKM dengan beragam produk seperti minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO), minyak kemiri, serbuk kunyit, serbuk jahe merah, bubuk daun kelor, hingga produk kosmetik golongan B.

Selain untuk pasar dalam negeri, produk Bali Pure saat ini sudah diekspor ke Amerika Serikat, Hong Kong, Singapura dan sedang dalam penjajakan masuk ke Jepang.

"Saya dapat kunyit dari petani, lalu berpikir apa yang bisa saya buat dan orang butuh dari kunyit ini. Saya lihat di toko ada serbuk kunyit. Nah, ini bisa saya lakukan dari kunyit harga Rp 1.000 per kg bisa menjadi Rp 25.000," ujarnya dalam webinar Indonesia Skills Week by Prakerja, Senin (21/8/2023) lalu.

Indonesia Skills Week by Prakerja merupakan pelatihan gratis dan mudah karena dilakukan secara daring (online). Sampoerna, melalui SETC, menjadi salah satu mitra yang memberikan pelatihan kepada alumni peserta Kartu Prakerja.

Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Tanaman dan Cara Menggunakannya

SETC adalah pusat pelatihan kewirausahaan terpadu dari Sampoerna yang beroperasi sejak 2007. Pusat pelatihan ini berdiri di atas lahan seluas 27 hektare (ha) di Sidoarjo, Jawa Timur.

SETC juga memiliki ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan.

Ilustrasi minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). SHUTTERSTOCK/WORRADIREK Ilustrasi minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO).

SETC memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang. Pada akhirnya, manfaatnya dapat dirasakan, bukan hanya oleh para pelaku UMKM, melainkan juga bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Dalam perjalanannya selama lebih dari 16 tahun, SETC telah mendukung peningkatan kapasitas bagi sekitar 67.000 peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk Sumayana yang bergabung menjadi binaan SETC sejak 2018.

Baca juga: 4 Jenis Tanaman Penghasil Minyak Atsiri dari Indonesia

Pendiri Bali Pure ini menuturkan, berkat sejumlah pelatihan bersama SETC, usaha yang dirintis dengan modal Rp 300.000 kini bisa menjadi UMKM yang tumbuh positif dan telah memiliki kantor dan lini produksi sesuai standar BPOM.

Ketekunan dan konsistensi memasarkan produk membuat penjualan Bali Pure perlahan naik dan bisa menjangkau pasar luar negeri.

Sumayana mengenang usaha Bali Pure dimulai dari sebuah garasi kecil di Bali Utara dengan modal hanya Rp 300.000. Usaha dirintis karena melihat potensi buah kelapa yang pada 2016.

Tanpa berpikir rumit, Sumayana mulai mengolah kelapa menjadi VCO. Seluruh proses produksi itu dilakukan secara manual dengan tujuan utama memberikan nilai tambah.

Baca juga: Cara Menanam Serai Wangi, Tanaman Penghasil Minyak Atsiri

Jika kelapa sebelumnya dijual dengan harga tertentu, maka VCO produksi Bali Pure dapat dipasarkan Rp 75.000 untuk kemasan 100 ml.

“Untuk buat VCO ini, kami memproses kelapa dari petani. Kami congkel manual, peras pakai tangan, saring dan fermentasi," terang Sumayana.

Namun demikian, ada rintangan yang dihadapi Sumayana. Ketika pandemi, penjualan produk VCO anjlok.

Bali Pure pun kemudian menyasar produk hand sanitizer alami yang terbukti mampu mengerek penjualan hingga 200 persen.

Baca juga: Perbedaan Jahe Merah, Kuning, dan Putih, serta Manfaatnya

“Jadi kami melihat dan mengambil peluang terbaik, paling potensial dan menjanjikan. Seorang wirausaha juga harus pandai bersosialisasi dan membangun jaringan,” paparnya.

Sumayana berpendapat semua orang dapat menjadi pelaku usaha jika mengenali potensi dan berani berpikir kreatif. Mengasah berpikir kreatif dapat dilakukan dengan mengikuti seminar dan pelatihan, termasuk melalui sosialisasi dengan teman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com