Keunggulan lainnya terletak pada potensi produk turunannya yang sangat beragam, mulai dari tepung sagu, mie, roti, biskuit, hingga bioetanol, yang memiliki nilai tambah tinggi dan mendukung pengembangan industri berbasis sagu.
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan sagu di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi.
Salah satu kendala utama adalah rendahnya popularitas sagu dibandingkan dengan beras dan gandum, yang lebih dominan dalam pola konsumsi masyarakat.
Selain itu, keterbatasan teknologi pengolahan sagu turut menjadi hambatan. Kurangnya inovasi dan efisiensi dalam pengolahan membuat produk turunan sagu sulit bersaing di pasar.
Tantangan lainnya adalah pasar sagu yang masih tersegmentasi, di mana konsumsi cenderung terkonsentrasi di wilayah Indonesia Timur, sehingga membatasi perluasan pasar.
Ditambah lagi, biaya logistik yang tinggi dalam distribusi produk sagu dari wilayah Timur ke wilayah Barat sering kali tidak efisien, sehingga mengurangi daya saing produk sagu di tingkat nasional.
Pengembangan komoditas sagu di masa depan membutuhkan pendekatan menyeluruh dan strategis untuk mengoptimalkan potensinya sebagai alternatif pangan nasional.
Langkah pertama adalah menggalakkan edukasi dan promosi sagu sebagai pangan sehat melalui kampanye yang melibatkan komunitas kesehatan.
Baca juga: Kelapa Kopyor: Potensi Komoditas Unggulan Indonesia
Menu berbasis sagu perlu disediakan di sekolah-sekolah, acara pemerintah, dan restoran lokal, serta diiringi dengan penyelenggaraan festival pangan lokal guna meningkatkan kesadaran masyarakat.
Berbicara tentang sagu, kita tentu teringat pada berbagai panganan tradisional Indonesia yang sangat populer, seperti papeda atau sinonggi dari Papua dan Sulawesi atau beragam kue tradisonal dari timur.
Keberagaman produk pangan berbasis sagu ini perlu terus dikembangkan, dipopulerkan, dan dilestarikan agar dapat mempertahankan nilai budaya serta meningkatkan kontribusinya terhadap ketahanan pangan nasional.
Dengan branding tepat, Indonesia dapat menjadi pusat inovasi global untuk produk berbasis sagu.
Selain itu, pengembangan sagu sejalan dengan agenda keberlanjutan global karena jejak karbon tanaman ini lebih rendah dibandingkan tanaman pangan lainnya.
Selain itu, diversifikasi produk menjadi kunci penting dengan mengembangkan produk inovatif seperti mie instan sagu, camilan sehat, dan makanan siap saji. Teknologi modern harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi.
Produk turunan sagu seperti mie sagu kini telah diekspor ke Malaysia, dengan peluang ekspansi ke Eropa dan Amerika Serikat.