Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Kompas.com - 11/12/2024, 17:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada tahun 2023, volume ekspor sagu Indonesia mencapai sekitar 10.000 ton dengan nilai total 3,34 juta dollar AS atau sekitar Rp 55 miliar.

Malaysia menjadi negara tujuan utama dengan mengimpor 8.512 ton pati sagu senilai 2,03 juta dollar AS, diikuti oleh Jepang yang menerima 1.002 ton dengan nilai 574.000 dollar AS.

Selain itu, China mengimpor 188 ton senilai 462.000 dollar AS, sementara Korea Selatan juga termasuk dalam pasar utama.

Ekspor sagu Indonesia tidak hanya terbatas pada Asia Timur dan Tenggara, tetapi juga menjangkau Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Yaman, serta Eropa, khususnya Italia.

Baca juga: Pinang dan Pemanfaatan di Masa Depan

Data ini mencerminkan peluang besar untuk diversifikasi produk pangan lokal sekaligus memperluas penetrasi Indonesia di pasar global.

Saat ini, berbagai industri pangan berbasis sagu telah banyak didirikan di Indonesia, menghasilkan produk-produk seperti nasi sagu instant, mie sagu, tepung sagu, hingga aneka camilan berbasis sagu.

Selain itu, ada juga inovasi produk seperti gula cair dari sagu dan bioetanol.

Produk-produk ini semakin diminati karena dianggap sebagai alternatif pangan yang ramah lingkungan dan bergizi, sekaligus mendukung kedaulatan pangan nasional.

Upaya untuk meningkatkan daya saing produk sagu di pasar domestik dan internasional terus dilakukan, dengan fokus pada peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk olahan sagu.

Peningkatan produksi sagu dan distribusi juga harus menjadi prioritas. Integrasi petani dalam koperasi dapat meningkatkan efisiensi distribusi, sementara investasi dalam industri pengolahan sagu berskala besar perlu didorong.

Infrastruktur logistik di wilayah Timur juga harus diperkuat untuk mendukung kelancaran distribusi produk sagu.

Untuk memperluas pasar, branding sagu sebagai "superfood lokal" dapat diupayakan untuk pasar global.

Platform digital dan e-commerce menjadi sarana strategis untuk menjangkau generasi muda, sementara kerja sama ekspor dengan negara-negara seperti Malaysia, Eropa, dan Amerika Serikat dapat membuka peluang pasar internasional.

Dalam mendukung langkah-langkah tersebut, diperlukan rekomendasi kebijakan yang jelas. Penataan lahan sagu secara terpadu dengan pengolahan industri harus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Pemerintah juga perlu memberikan insentif finansial bagi petani dan pelaku usaha, termasuk subsidi investasi. Stabilitas harga batang dan tepung sagu harus dijaga dengan menetapkan harga minimum yang adil.

Selain itu, sebuah Gerakan Sagu Nasional perlu diluncurkan untuk mempromosikan sagu sebagai pangan lokal utama, dengan target mengurangi ketergantungan pada beras hingga 15 persen dalam lima tahun mendatang.

Pendekatan komprehensif ini diharapkan mampu menjadikan sagu sebagai motor penggerak ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Di sisi lain, masyarakat, petani dan pelaku usaha memegang peran penting dalam meningkatkan produktivitas, inovasi, serta diversifikasi produk berbasis sagu.

Masyarakat wajib dilibatkan dalam meningkatkan kesadaran akan manfaat deposit sagu Indonesia sebagai bahan pangan sehat dan potensial untuk menggantikan sumber pangan impor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa
Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau