Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Kompas.com, 11 Desember 2024, 17:03 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada tahun 2023, volume ekspor sagu Indonesia mencapai sekitar 10.000 ton dengan nilai total 3,34 juta dollar AS atau sekitar Rp 55 miliar.

Malaysia menjadi negara tujuan utama dengan mengimpor 8.512 ton pati sagu senilai 2,03 juta dollar AS, diikuti oleh Jepang yang menerima 1.002 ton dengan nilai 574.000 dollar AS.

Selain itu, China mengimpor 188 ton senilai 462.000 dollar AS, sementara Korea Selatan juga termasuk dalam pasar utama.

Ekspor sagu Indonesia tidak hanya terbatas pada Asia Timur dan Tenggara, tetapi juga menjangkau Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Yaman, serta Eropa, khususnya Italia.

Baca juga: Pinang dan Pemanfaatan di Masa Depan

Data ini mencerminkan peluang besar untuk diversifikasi produk pangan lokal sekaligus memperluas penetrasi Indonesia di pasar global.

Saat ini, berbagai industri pangan berbasis sagu telah banyak didirikan di Indonesia, menghasilkan produk-produk seperti nasi sagu instant, mie sagu, tepung sagu, hingga aneka camilan berbasis sagu.

Selain itu, ada juga inovasi produk seperti gula cair dari sagu dan bioetanol.

Produk-produk ini semakin diminati karena dianggap sebagai alternatif pangan yang ramah lingkungan dan bergizi, sekaligus mendukung kedaulatan pangan nasional.

Upaya untuk meningkatkan daya saing produk sagu di pasar domestik dan internasional terus dilakukan, dengan fokus pada peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk olahan sagu.

Peningkatan produksi sagu dan distribusi juga harus menjadi prioritas. Integrasi petani dalam koperasi dapat meningkatkan efisiensi distribusi, sementara investasi dalam industri pengolahan sagu berskala besar perlu didorong.

Infrastruktur logistik di wilayah Timur juga harus diperkuat untuk mendukung kelancaran distribusi produk sagu.

Untuk memperluas pasar, branding sagu sebagai "superfood lokal" dapat diupayakan untuk pasar global.

Platform digital dan e-commerce menjadi sarana strategis untuk menjangkau generasi muda, sementara kerja sama ekspor dengan negara-negara seperti Malaysia, Eropa, dan Amerika Serikat dapat membuka peluang pasar internasional.

Dalam mendukung langkah-langkah tersebut, diperlukan rekomendasi kebijakan yang jelas. Penataan lahan sagu secara terpadu dengan pengolahan industri harus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Pemerintah juga perlu memberikan insentif finansial bagi petani dan pelaku usaha, termasuk subsidi investasi. Stabilitas harga batang dan tepung sagu harus dijaga dengan menetapkan harga minimum yang adil.

Selain itu, sebuah Gerakan Sagu Nasional perlu diluncurkan untuk mempromosikan sagu sebagai pangan lokal utama, dengan target mengurangi ketergantungan pada beras hingga 15 persen dalam lima tahun mendatang.

Pendekatan komprehensif ini diharapkan mampu menjadikan sagu sebagai motor penggerak ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Di sisi lain, masyarakat, petani dan pelaku usaha memegang peran penting dalam meningkatkan produktivitas, inovasi, serta diversifikasi produk berbasis sagu.

Masyarakat wajib dilibatkan dalam meningkatkan kesadaran akan manfaat deposit sagu Indonesia sebagai bahan pangan sehat dan potensial untuk menggantikan sumber pangan impor.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Asa Pohon Mete di Tanah Gersang
Asa Pohon Mete di Tanah Gersang
Varietas Tanaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Varietas Tanaman
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau