Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Mendorong Nilai Tambah di Negeri Seribu Kelapa

Kompas.com, 28 Oktober 2025, 18:23 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kunjungan kami ke pabrik pengolahan kelapa terpadu di Desa Kupa-Kupa, Tobelo Selatan, memperlihatkan bagaimana hilirisasi dijalankan secara nyata.

Pabrik ini mampu mengolah hingga 600.000 butir kelapa per hari menjadi berbagai produk turunan seperti santan, air kelapa kemasan, minyak kelapa murni (VCO), tepung kelapa, serat sabut (coco fiber), cocopeat, dan arang briket ekspor.

Setiap bagian kelapa dimanfaatkan secara optimal tanpa limbah yang terbuang. Dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 300 ton per bulan, produk olahan dari Tobelo telah menembus pasar internasional, termasuk China, Korea Selatan, Kanada, Australia, Jerman, dan Belanda.

Pemberdayaan ekonomi lokal

Lebih penting dari sekadar angka produksi adalah dampak ekonomi lokal yang mulai dirasakan.

Kehadiran pabrik kelapa di tengah perkebunan Tobelo Selatan memberi harapan baru bagi para petani dan pemuda setempat.

Baca juga: Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan

Sebelumnya, banyak pemuda desa merantau karena minimnya lapangan pekerjaan di daerah agraris ini. Kini, industri pengolahan kelapa menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah signifikan.

Ratusan pekerja, dari operator mesin, tenaga pengemasan, hingga staf lab quality control, tampak sibuk bekerja di pabrik.

Dari sisi petani, keberadaan pabrik juga membawa angin segar. Jika dulunya petani hanya mengandalkan penjualan kopra kering atau kelapa gelondongan melalui tengkulak, sekarang mereka memiliki alternatif menjual kelapa segar langsung ke pabrik dengan mekanisme kemitraan dan harga yang lebih layak.

Pabrik membutuhkan pasokan kelapa dalam jumlah besar dan berkelanjutan, sehingga membina jaringan dengan ribuan petani di Halmahera Utara.

Dengan adanya pembeli pasti, petani lebih bergairah merawat kebun dan meningkatkan produksinya.

Harga beli kelapa di tingkat petani cenderung lebih stabil dan tinggi, bahkan berpotensi lebih baik seiring meningkatnya permintaan pabrik.

Inisiatif hilirisasi ini telah mendorong “potential mapping” atau pemetaan potensi kebun kelapa di Tobelo dan sekitarnya, termasuk upaya peremajaan pohon kelapa tua yang sebelumnya kurang mendapat perhatian.

Dampak multiplayer efek pun mulai terasa. Pabrik kelapa ini menjadi motor penggerak ekonomi kawasan.

Usaha-usaha kecil pendukung bermunculan, warung makan di sekitar pabrik ramai dikunjungi karyawan, jasa transportasi lokal kebanjiran order mengangkut kelapa dari kebun ke pabrik.

Perputaran ekonomi lokal meningkat, mengikis perlahan angka pengangguran dan kemiskinan di pedesaan. Melihat manfaat yang nyata ini, pemerintah daerah dan investor kian optimistis.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Asa Pohon Mete di Tanah Gersang
Asa Pohon Mete di Tanah Gersang
Varietas Tanaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Varietas Tanaman
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau