
Kunjungan kami ke pabrik pengolahan kelapa terpadu di Desa Kupa-Kupa, Tobelo Selatan, memperlihatkan bagaimana hilirisasi dijalankan secara nyata.
Pabrik ini mampu mengolah hingga 600.000 butir kelapa per hari menjadi berbagai produk turunan seperti santan, air kelapa kemasan, minyak kelapa murni (VCO), tepung kelapa, serat sabut (coco fiber), cocopeat, dan arang briket ekspor.
Setiap bagian kelapa dimanfaatkan secara optimal tanpa limbah yang terbuang. Dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 300 ton per bulan, produk olahan dari Tobelo telah menembus pasar internasional, termasuk China, Korea Selatan, Kanada, Australia, Jerman, dan Belanda.
Lebih penting dari sekadar angka produksi adalah dampak ekonomi lokal yang mulai dirasakan.
Kehadiran pabrik kelapa di tengah perkebunan Tobelo Selatan memberi harapan baru bagi para petani dan pemuda setempat.
Baca juga: Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Sebelumnya, banyak pemuda desa merantau karena minimnya lapangan pekerjaan di daerah agraris ini. Kini, industri pengolahan kelapa menyerap tenaga kerja lokal dalam jumlah signifikan.
Ratusan pekerja, dari operator mesin, tenaga pengemasan, hingga staf lab quality control, tampak sibuk bekerja di pabrik.
Dari sisi petani, keberadaan pabrik juga membawa angin segar. Jika dulunya petani hanya mengandalkan penjualan kopra kering atau kelapa gelondongan melalui tengkulak, sekarang mereka memiliki alternatif menjual kelapa segar langsung ke pabrik dengan mekanisme kemitraan dan harga yang lebih layak.
Pabrik membutuhkan pasokan kelapa dalam jumlah besar dan berkelanjutan, sehingga membina jaringan dengan ribuan petani di Halmahera Utara.
Dengan adanya pembeli pasti, petani lebih bergairah merawat kebun dan meningkatkan produksinya.
Harga beli kelapa di tingkat petani cenderung lebih stabil dan tinggi, bahkan berpotensi lebih baik seiring meningkatnya permintaan pabrik.
Inisiatif hilirisasi ini telah mendorong “potential mapping” atau pemetaan potensi kebun kelapa di Tobelo dan sekitarnya, termasuk upaya peremajaan pohon kelapa tua yang sebelumnya kurang mendapat perhatian.
Dampak multiplayer efek pun mulai terasa. Pabrik kelapa ini menjadi motor penggerak ekonomi kawasan.
Usaha-usaha kecil pendukung bermunculan, warung makan di sekitar pabrik ramai dikunjungi karyawan, jasa transportasi lokal kebanjiran order mengangkut kelapa dari kebun ke pabrik.
Perputaran ekonomi lokal meningkat, mengikis perlahan angka pengangguran dan kemiskinan di pedesaan. Melihat manfaat yang nyata ini, pemerintah daerah dan investor kian optimistis.