Ada juga petani yang menggunakan garam untuk memberantas hama yang merusak tanaman mereka seperti tanaman kacang-kacangan, polong-polongan, bayam, sawi, kubis, kangkong, tomat, dan brokoli.
Hama serangga yang biasanya menyerang tanaman-tanaman tersebut peka terhadap garam dan akan menjauhkan diri dari kebun jika ada kandungan garam.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Pupuk Organik untuk Tanaman
Selain itu, pupuk garam juga pernah dipakai oleh petani cabai untuk mengembalikan daun cabai yang keriting dan petani padi untuk membuat bulir padinya menjadi lebih bernas.
Salah satu manfaat garam untuk tanaman dalam bentuk pupuk adalah membantu penetralan tanah asam dan alkalis, di mana tanah yang pH-nya basa tergolong tanah alkali. Biasanya, tanah ini butuh pendinginan selama beberapa minggu, namun dengan memberikan larutan garam, tanah itu bisa dimanfaatkan langsung.
Garam juga memiliki kandungan unsur Natrium (Na) dan Chlor (Cl) yang dapat mensubstitusi unsur Kalium (K) dalam tanah. Kalium tersebut merupakan salah satu unsur makro yang sangat diperlukan tanaman pertanian.
Sodium (Na+) dan Klor (Cl-) adalah kandungan dari garam yang merupakan unsur mikro yang dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Alami untuk Cabai Rawit agar Berbuah Lebat
NaCl adalah unsur kimiawi yang dapat perkaya kehadiran mikroorganisme tanah seperti cacing, bakteri, dan lainnya sehingga tanah pertanian lebih subur. NaCl dapat menghindari dehidrasi saat musim kemarau dengan cara mempertahankan kandungan air dalam tanah.
Postasium klorida bisa menarik unsur hara yang diperlukan secara tidak langsung seperti makro dan mikronutrien. Bisa langsung dimanfaatkan melalui proses dekomposisi dan dekomposer.
Bisa digunakan untuk membunuh bakteri dan jamur yang membawa penyakit untuk tanaman supaya tidak mudah sakit atau memiliki daya tahan yang lebih tinggi.