JAKARTA, KOMPAS.com - Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pupuk ini terdiri atas tiga unsur penting yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan Kalium (K).
Ketiganya termasuk unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Di pasaran, jenis pupuk NPK sangat beragam.
Salah satunya NPK Pelangi. Pupuk NPK ini termasuk pupuk non subsidi. Kendati demikian, harga pupuk ini masih cukup terjangkau.
Baca juga: Manfaat Pupuk NPK Mutiara untuk Tanaman Padi dan Cara Menggunakannya
Dalam situs resmi PT Pupuk Kalimatan Timur atau Pupuk Kaltim, NPK Pelangi terbagi menjadi dua jenis yaitu NPK Blending dan NPK Fusion. NPK Pelangi Blending diproduksi dengan menggunakan proses mechanical blending dan berasal dari bahan baku berkualitas tinggi.
Bahan baku yang digunakan, antara lain; urea granul, diammonium phospate (DAP), dan KCL flake, serta menggunakan filter Mg dan Ca yang membuat butiran pupuk menjadi warna warni. Sedangkan, untuk pupuk NPK Pelangi Fusion diproduksi menggunakan proses yang bernama steam granulation.
Proses produksi ini mebuat butiran pupuk homogen dan mengandung N, P, serta K dalam setiap butirannya. Pupuk NPK Pelangi memiliki keunggulan seperti, dapat diformulasikan dengan fleksibel sesuai kebutuhan pengguna dan bisa meningkatkan hasil panen.
Baca juga: Efek Samping Pupuk Urea yang Terlalu Banyak untuk Tanaman, Apa Saja?
Aplikasi pupuk NPK Pelangi biasanya diberikan untuk tanaman hortikultura seperti buah dan sayur, maupun tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Menurut penjelasan Rudy Prambudi, Penyuluh Petani dalam webinar dengan tema "Cerdas Budidaya Tanaman Lewat Pemupukan Berimbang", Rabu (24/8/2022), pupuk NPK Pelangi bisa bertahan lama di dalam tanah. Dengan demikian, pupuk ini bisa digunakan sebagai pupuk dasar sebelum penanaman.