Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Porang, Tanaman Komoditas Unggulan Kaya Manfaat

Kompas.com - 25/08/2022, 18:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Hasil panen tanaman porang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Hasil panen tanaman porang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Setelah lahan yang tepat dan strategis untuk menanam porang sudah ditemukan. Anda harus memperhatikan cara dalam menanam porang.

Tanaman porang akan sangat baik ditanam ketika musim hujan, atau di bulan November sampai Desember. Berikut tahap menanam budidaya porang.

Pertama, bibit yang sebelumnya sudah dipilih harus dimasukkan satu persatu pada lubang tanam dengan letak bakal tunas yang harus menghadap atas. Setiap lubang diisi 1 bibit porang dan berjarak 1 x 1 meter.

Baca juga: BRIN Teliti Potensi Porang sebagai Bahan Pangan Sehat Rendah Kalori

Tutuplah lubang tanam dengan tanah yang memiliki tebal 3 cm.

4. Perawatan tanaman

Timbunlah pangkal batang porang dengan tanah yang ada di sekitarnya. Hal ini dilakukan agar guludan semakin tinggi. Peninggian ini berfungsi agar bisa menjaga ketegakan pada tanaman porang.

Gunakan jenis pupuk kompos untuk pemupukan pertama dan lakukanlah sebelum prosesnya ditanam. Pemupukan kedua bisa menggunakan jenis pupuk organik atau anorganik seperti pupuk NPK atau pupuk TSP dan dilakukan ketika tanaman porang sudah mulai tumbuh.

Lakukan penjarangan ketika sudah terlalu banyak tanaman porang yang tumbuh di dalam satu lubang tanam. Hal ini sangat penting dilakukan agar umbi bisa tumbuh dengan besar.

Baca juga: Tergiur Berbisnis Porang? Perhatikan Potensi Keuntungan dan Kerugiannya

5. Panen porang

Tanaman porang baru bisa pertama kali dipanen jika umurnya sudah mencapai usia dua tahun porang yang siap dipanen akan berbentuk umbi besar dengan berat yang tidak lebih dari 1 kg per umbi.

Adapun untuk umbi yang masih kecil, bisa ditanggalkan untuk dipanen kembali di tahun selanjutnya. Setelah itu, Anda bisa kembali memanen tanaman porang setahun sekali tanpa harus kembali menanam umbinya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau