Serangan hama ini ditandai berupa becak daun berupa bercak nekrotik, yang disebabkan oleh rusaknya jaringan dan sel-sel daun akibat serangan serangga dewasa dan nimfa. Pada masa populasi tinggi, kutu kebul bisa menghambat, mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Cairan yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat menyebabkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam dan menyerang berbagai stadia tumbuhan.
Baca juga: Berapa Lama Penyemaian Tanaman Cabai? Ini Penjelasan dan Caranya
Keberadaan cairan jelaga yang dapat mnyebabkan terganggunya prosese fotosintesis pada daun tersebut.
Peralihan inang hama ini juga cukup luas dan dapat mencapai populasi yang besar dalam waktu yang tidak lama apabila kondisi lingkungan mendukung.
Penggunaan perangkap kuning dapat juga dipadukan dengan pengendalian mekanik, dengan cara ini populasi hama dapat ditekan agar tidak terlalu banyak jumlahnya dan kerusakan yang ditimbulkan tidak banyak.
Selain itu, sanitasi lingkungan, tumpang sari antara tanaman tegetes dengan cabai, dapat juga menanam jagung di sekitar tanaman cabe untuk perangkap.
Baca juga: Simak, Panduan Pemberian Pupuk Tanaman Cabai
Di samping itu, Anda juga dapat membasmi hama kutu kebul dengan penggunaan pestisida seperti amitraz, permethrin, fenoxycrab, deltametrin, imidacloprid, buprofezin, bifenthrin, asefat dan endosulphan.
Anda juga dapat memanfaatkan musuh alami seperti patogen serangga, predator, dan parasitoid. Parasitoid yang dipercaya efektif menyerang hama kutu kebul adalah Encarcia adrianae (15 spesies), Eretmocerus corni (4 spesies), dan E.tricolor.
Predator yang dipercaya efektif menyerang kutu kebul seperti Menochilus sexmaculatus (yang mampu memangsa larva kutu kebul sebanyak 200 hingga 400 larva tiap hari), Coccinella septempunctata, dan Scymus syiriacus.
Patogen yang menyerang kutu kabul seperti Paecilomyces farinorus, Eretmocerus, dan Bacillus thuringiensis.