Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membasmi Hama Tanaman Cabai, Ulat Grayak hingga Kutu Daun

Kompas.com - 05/09/2022, 17:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi tanaman cabai yang terserang hama Thrips.SHUTTERSTOCK/ANNA RAJITVILAI Ilustrasi tanaman cabai yang terserang hama Thrips.

6. Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Adalah salah satu hama yang sering mnyerang tanaman cabe, berwarna kuning kecoklatan. Nimfa berwarna putih yang sangat aktif, bertelur dengan telur berbentuk oval yang diletakkan pada daun muda bagian bawah daun.

Gejala awal serangan trhips adalah daunnya terlihat garis-garis keperekaan yang tak beraturan. Hal ini terjadi karena daun dimakan oleh thrips, lambat laun daun berubah warna menjaadi coklat dan menyebabkan daun menjadi keriting dan keriput.

Baca juga: Penyebab Daun Keriting pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

Pada level tertinggi serangan dapat menyebakan tunas, daun menggulung ke dalam dan muncul benjolan. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat bahkan pucuk daun akan menjadi mati.

Hama ini salah satu vektor penyakit virus keriting dan virus mosaik. Pada musim kemarau perkembangan hama thrips ini sangat banyak, sedangkan pada musim hujan populasi thrips cenderung menurun karena banyak thrips dan telur-telurnya yang terbasuh oleh air hujan.

Untuk membasmi hama thrips, Anda bisa memanfaatkan musuh predator dari hama trhips ini, seperti kumbang Coccinellidae, predator larva Chrysopidae, patogen Entomophthora sp., dan kepik Anthocoridae.

Anda juga bisa menggunakan tanaman seperti kenikir kuning untuk perangkap, menggunakan mulsa perak, dan perawatan kebersihan lingkungan serta pemotongan bagian yang terkena serangan hama thrips.

Baca juga: Penyakit Bulai Tanaman Cabai: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Anda pun bisa melakukan penyemprotan kimiawi seperti insektisida agrimic, pegasus, Demolish, Omite, Bamex Samite atau Mitac. Penyemprotan dilakukan apabila hama atau kerusakan meluas, serangan mencapai 15 persen dari setiap tanaman, supaya dapat menekan populasi hama thrips.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau