Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Budidaya Jeruk Keprok, Varietas Lokal Unggulan Indonesia

Kompas.com - 19 Oktober 2022, 15:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jeruk keprok (Citrus reticulata) merupakan varietas jeruk lokal unggulan Indonesia. Jeruk keprok sangat disukai masyarakat karena mempunyai rasa manis sedikit asam dan segar, warna kulit menarik, dan mudah dikupas.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (19/10/2022), berat jeruk keprok mencapai 125 sampai 274 gram.

Bentuk buah jeruk keprok pada umumnya bulat dan ada yang gepeng, ciri khas mempunyai konde, tekstur permukaan agak kasar, dan warna kuning dengan nuansa hijau hingga ada yang oranye.

Baca juga: Cara Menanam Jeruk Lemon Cui di Pot

Ilustrasi buah jeruk keprok.SHUTTERSTOCK/LIAOZHUANGDJIU Ilustrasi buah jeruk keprok.

Varietas jeruk lokal ini mempunyai dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, ketebalan kulit 3,13 sampai 4,63 mm. Pori-pori jeruk keprok lebih jarang dengan ukuran besar sekitar1,2 mm.

Hal ini merupakan salah satu cara mudah untuk membedakan antara jeruk keprok dengan jeruk lainnya.

Jeruk keprok akan berbuah pertama kalinya secara rata-rata empat tahun setelah tanam. Ini yang menyebabkan banyak petani enggan menanam jeruk keprok dan malah memilih menanam jeruk siam, yang bisa mulai berbuah pada 2,5 tahun setelah tanam.

Di Indonesia, jeruk keprok dibudidayakan secara besar-besaran. Mengingat peminatnya sangat banyak, budidaya jeruk keprok ini sangat menjanjikan.

Baca juga: Penyebab Buah Jeruk Keras dan Kering di Pohon

Berikut cara budidaya jeruk keprok untuk memperoleh panen yang melimpah.

1. Syarat tumbuh

Jeruk keprok dapat ditanam pada daerah dataran tinggi maupun dataran rendah.

Lahan tanam yang akan digunakan untuk budidaya jeruk keprok haruslah mendapat sinar matahari secara penuh. Apabila lahan tanam berada pada lahan miring maka kemiringan lahan tidak boleh lebih dari 30 derajat.

Jenis tanah yang baik untuk menanam budidaya jeruk keprok adalah tanah latosol atau tanah andosol dengan pH kurang dari 6 serta memiliki drainase yang baik.

Ilustrasi buah jeruk keprok.SHUTTERSTOCK/RHIE_ANN Ilustrasi buah jeruk keprok.

Baca juga: 5 Jenis Perawatan Jeruk Baby agar Tumbuh dengan Baik

Suhu optimal untuk tanaman jeruk keprok antara 25 sampai 30 derajat celcius, namun ada juga masih dapat tumbuh dengan baik pada temperatur 38 derajat celcius. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahri secara penuh sepanjang hari agar dapat tumbuh dengan optimal.

Kelembapan optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk keprok berkisar antara 70 sampai 80 persen.

2. Persiapan lahan

Lahan yang akan ditanami jeruk keprok dipastikan memiliki tanah yang subur dan gembur. Lakukan pengolahan tanah pada lahan terlebih dahulu dengan melakukan penggemburan tanah dengan cara dicangkul dan diratakan, lalu dicampur dengan pupuk kandang.

Persiapan lahan ini dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman. Siapkan juga undukan tanah dengan ukuran panjang 1 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 1meter untuk setiap bibit yang akan ditanam.

Baca juga: Perbedaan Jeruk Nipis, Jeruk Purut, Jeruk Limau, dan Jeruk Lemon

Beri jarak tanam sekitar 5 x 5 meter antara pohon satu dengan pohon lainnya agar sinar matahari dapat menyinari pohon dengan optimal sehingga pohon dapat tumbuh maksimal. Dengan ukuran di atas maka untuk setiap satu hektar lahan dapat ditanami sekitar 400 pohon jeruk keprok.

3. Penggunaan bibit

Usahatani jeruk keprok menggunakan bibit yang berlabel bebas penyakit dengan menggunakan entres untuk batang atas diperoleh dari Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) pohon induk tunggal jeruk keprok.

Ilustrasi buah jeruk keprok.SHUTTERSTOCK/MOMSAY_PROJECT Ilustrasi buah jeruk keprok.

Gunakan bibit jeruk berlabel bebas penyakit terutama penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) yang merupakan unsur utama dalam usaha agribisnis jeruk.

4. Penanaman bibit

Jeruk ditanam di lahan pada umur enam bulan setelah diokulasi dengan lubang tanam yang berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm serta jarak tanam 4 x 4 meter. Melalui teknologi anjuran, jarak tanam jeruk 5 x 5 meter dapat menghasilkan produktivitas 33,04 ton per hektar per tahun.

Baca juga: Cara Perbanyakan Jeruk Besar dengan Sistem Sambung

5. Pemupukan

Pemberian pupuk kandang sebanyak 30 sampai 40 kg untuk setiap lubang tanam yang dicampur dengan tanah pada saat menutup lubang tanam, pupuk urea sebanyak 40 kg, pupuk SP36 sebanyak 20 kg, pupuk KCl sebanyak 40 kg, dan pupuk dan ZA sebanyak 40 kg.

Pemupukan dengan pemberian pupuk kandang 40 kg per pohon, pupuk urea 65 gram per pohon, pupuk TSP 50 gram per pohon, dan pupuk ZK 35 gram per pohon memberikan perubahan pada tinggi tanaman dan diameter batang jeruk keprok.

Pemberian kombinasi pupuk urea, TSP, KCl, dan pupuk kandang dapat mendorong pertumbuhan tanaman jeruk yang lebih baik daripada tanpa pemberian pupuk.

6. Pemeliharaan tanaman

Lakukan pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan dengan cara memotong cabang dan ranting yang buahnya telah diserang Organisme Penggaggu Tanaman (OPT) dan tunas air serta penjarangan buah pada saat buah sebesar kelereng dan ditinggalkan 3 sampai 4 buah per gerombol.

Baca juga: 7 Varietas Jeruk Besar Unggulan yang Ada di indonesia

Produktivitas tanaman jeruk keprok dengan pemangkasan dan pemberian pupuk berdasarkan analisis tanah adalah yang tertinggi (28, 88 kg per pohon per tahun), tetapi belum menghasilkan kualitas jeruk yang terbaik.

7. Pengendalian OPT

Gunakan teknologi perangkap kuning (yellow trap), penggunaan bubur kalifornia, penyiraman, dan penyemprotan dengan insektisida.

Sub komponen teknologi yang paling menonjol walaupun baru dikenal petani namun paling cepat dan mudah diaplikasikan adalah penggunaan teknologi penyaputan batang dengan bubur kalifornia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau