Sayat kulit batang bawah dengan jarak 10-20 cm dari permukaan tanah. Sayatan dibuat melintang, lalu kupas ke bawah 2-3 cm, sehingga menyerupai lidah.
Kulit yang mirip dengan lidah dipotong menjadi 2/3 bagiannya.
Sisipan “mata” yang diperoleh dari pohon induk untuk digunakan sebagai batang atas (disayat menyerupai perisai). Penyisipan dilakukan di antara kulit.
Kemudian, batang atas dimasukan dan ikat sampai kencang.
Dua minggu kemudian, periksa dan perhatikan perisai mata tunasnya. Jika warnanya hijau, berarti okulasi berhasi. Sebaliknya, apabila warnanya coklat berarti okulasi tersebut gagal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang