JAKARTA, KOMPAS.com - Kunyit atau kunir (Curcuma domestica) adalah tanaman obat yang wilayah tumbuhnya lebih dominan di Asia Tenggara. Kunyit masuk dalam kelompok jahe-jahean dan temu-temuan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (26/10/2022), kunyit memiliki akar yang memiliki bau yang khas, rasanya pedas dan pahit. Bila akar kunyit dilarutkan ke dalam air, maka akan memberikan warna kuning dan terkandung zat cucumnoid.
Akar kunyit memiliki fungsi sebagai rempah dan penyedap rasa serta pewarna alami yang dapat digunakan pada makanan. Akar kunyit juga memiliki manfaat untuk melancarkan peredaran darah serta antibakteri.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida dan Herbisida Organik Ramah Lingkungan
Kandungan utama kunyit adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Kunyit mengandung minyak atsiri keton sesquiterpena yaitu turmeron dan artumeron.
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam kunyit memiliki aktivitas biologis sebagai anti bakteri, antioksidan dan anti hepatotoksik.
Penggunaan kunyit sebagai anti fungi telah dilakukan terhadap beberapa jenis jamur, di antaranya Fusarium udum, Coletotrichum falcatum Went, Fusarium moniliforme J. Sheld, Xanthomonas axonopodis pv. Manihotis, dan Alternaria solani.
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kunyit dapat menghambat pertumbuhan miselium jamur.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida Nabati dari Daun Srikaya
Dengan demikian, kunyit dapat dijadikan sebagai pengendali penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur.
Pestisida alami dari kunyit mempunyai sasaran hama antara lain kutu daun, ulat grayak, ngengat punggung berlian, wereng hijau, pengebor batang padi (Scirpophaga incertulus), penggulung batang padi (Cnaphalocroris medinalis), dan ulat maupun tungau pada umumnya.