Kondisi lapisan olah tanah bagian atas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman ciplukan. Ciplukan dapat hidup di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian sekitar 1.500 mdpl.
Benih ciplukan dapat diperoleh dari buah yang sudah berumur lebih dari 2,5 bulan. Buah yang sudah matang dan tua, bila dipijit dengan jari akan mengeluarkan daging buah yang lunak beserta bijinya.
Baca juga: Cara Budidaya Alpukat Aligator di Pekarangan, Bisa Panen Setiap Saat
Biji ini digunakan sebagai benih yang siap disemai.
Penyemaian dilakukan untuk proses pembentukan kecambah benih yang tumbuh menjadi tanaman ciplukan, Jika sudah tumbuh daun, bibit siap untuk dipindahkan ke lahan.
Tanah yang digunakan untuk melakan proses penyemaian harus mempunyai tekstur yang lembut dan mempunyai cukup kandungan nutrisinya selama proses persemaian.
Pemeliharaan bibit benih ciplukan di bak relatif lebih mudah daripada pemeliharaan benih di bedengan. Menabur benih di bedengan secara langsung perlu ditutupi dengan tutup plastik untuk menekan penguapan air dari media bibit, menghindari paparan panas atau hujan, dan mencegah hama dan penyakit.
Baca juga: Cara Budidaya Jeruk Keprok, Varietas Lokal Unggulan Indonesia
Bibit berusia satu hingga 1,5 bulan siap ditanam dalam tanah.
Bibit ciplukan tumbuh di persemaian memiliki akar relatif sedikit, batang masih lunak, dan jumlah daun sekitar 8 lembar. Benih ini memiliki kelemahan akar dan batang yang mudah rusak, dan sekali rusak daun cepat layu.
Oleh karena itu, biji ciplukan perlu dipindahkan dengan hati-hati, dan setelah dicabut harus segera ditanam kembali.