JAKARTA, KOMPAS.com - System of Rice Intensification atau SRI adalah sistem budidaya padi yang intensif dan efisien. Teknik budidaya ini mengandalkan pengelolaan tanaman, biologi tanah, tata air, dan pemupukan yang terpadu.
Dilansir Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (29/10/2022), cara menanam padi metode SRI memiliki sejumlah kelebihan, antara lain; hemat air, hemat biaya, dan hemat waktu. Adapun cara menanam padi dengan teknik SRI, seperti berikut:
Tanah yang akan digunakan untuk menanam padi dengan sistem SRI harus diolah terlebih dahulu. Tanah digemburkan dengan garu hingga strukturnya lumpur sempurna.
Baca juga: Pedoman Budidaya Tanaman Padi yang Benar agar Hasilnya Melimpah
Saat pembajakan, sebaiknya berikan pupuk kandang agar untuk hara tersedia untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Setelah itu, buat parit di sekeliling petakan agar drainase lancar.
Sebelum ditanam, benih padi harus disemai terlebih dahulu. Dalam sistem budidaya padi teknik SRI, persemaian tidak harus dilakukan di sawah.
Anda juga bisa menyemai dalam baki plastik. Cara penyemaiannya, seperti berikut:
Baca juga: 3 Langkah Menyemai Padi Saat Musim Hujan
Penanaman metode SRI dilakukan saat kondisi air menggenang. Cara menanam padi metode SRI yaitu dengan meletakkan bibit padi yang berumur 7-15 hari pada lubang tanam.
Lubang tanam dibuat dengan jarak 25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 35 x 35 cm, atau lebih jarang lagi agar pertumbuhan dan perkembangan akar dan anakan lebih produktif. Setelah penanaman, lakukan penggenangan 1-2 cm selama 1 jam kemudian keringkan.
Tanaman padi yang ditanam dengan sistem SRI harus diberi pupuk agar pertumbuhan dan produktivitasnya maksimal. Jenis pupuk yang diberikan yaitu pemupukan dasar, pemupukan susulan pertama, pemupukan susulan kedua, dan pemupukan susulan ketiga.
Baca juga: Jangan Asal, Ini Cara Tepat Memupuk Tanaman Padi
Pemupukan dasar diberikan sebelum penanaman sebanyak 2-10 ton kompos/ pupuk kandang/ bokashi. Sedangkan pemupukan susulan pertama diberikan saat tanaman berumur 7-15 hari setelah tanam (HST) dengan jenis pupuk yang diberikan Urea 125 kg/ha dan SP-36 100 kg/ha.
Pemupukan susulan kedua diberikan ketika tanaman berumur 25-30 HST dengan jenis pupuk yang diberikan Urea 125 kg/ha. Sementara itu, pemupukan susulan ketiga diberikan pupuk ZA dengan dosis 100 kg/ha.
Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan gulma yang tumbuh di area budidaya padi. Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih atau sesuai dengan populasi gulma di area tersebut.
Baca juga: Hama yang Menyerang Padi Saat Fase Vegetatif dan Generatif, Apa Saja?
Pemberian air dilakukan dengan cara terputus-putus dengan ketinggian air maksimal 3 cm dari permukaan sawah. Pemberian air paling baik yaitu dengan macak-macak atau sekitar 0,5 cm.
Meskipun demikian, dalam periode tertentu, petakan sawah harus dikeringkan hingga tanahnya pecah-pecah. Pada masa pertumbuhan, upayakan tanah dalam kondisi lembap.
Saat penyiangan, tanah juga bisa digenangi air setinggi 1-3 cm. di fase pembuahan, tanah sebaiknya digenangi 1-3 cm. Sedangkan pada fase pemasakan buah, tanah harus dikeringkan.
Untuk mengendalikan hama dan penyakit bisa dilakukan dengan cara menggunakan benih sehat, menanam padi serentak, dan menggunakan pestisida apabila serangannya sudah parah.
Baca juga: Gejala Penyakit Kresek pada Padi dan Cara Mengendalikannya
Pemanenan dilakukan saat padi mulai menguning dan seluruh burlit sudah masak. Cara menanam padi metode SRI diketahui memiliki masa panen lebih awal dibandingkan teknik budidaya padi lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.