Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Ubi Ungu dalam Pot dengan Mudah dan Praktis

Kompas.com - 2 November 2022, 13:15 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan yang sempit bukan menjadi halangan ketika akan melakukan budidaya tanaman. Pekarangan rumah yang sempit, apabila dikelola dengan baik, dapat digunakan untuk menanam berbagai tanaman, salah satunya ubi ungu.

Ubi ungu atau ubi jalar merupakan umbi-umbian yang banyak disukai oleh masyarakat karena rasanya yang manis, tekstur pulen, dan warnanya menarik. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di lahan luas.

Akan tetapi, siapa sangka jika ubi ungu juga bisa ditanam dalam pot. Cara menanam ubi ungu dalam pot sangat mudah. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (2/11/2022), berikut penjelasannya.

Baca juga: Cara Menanam Ubi Ungu agar Umbinya Besar

Persiapan alat dan bahan

Ilustrasi ubi unguPixabay/auntmasako Ilustrasi ubi ungu

Alat dan bahan untuk menunjang proses penanaman perlu disiapkan terlebih dahulu. Alat dan bahan yang diperlukan, meliputi:

  • Sarung tangan
  • Sekop mini
  • Selang atau gembor
  • Pot
  • Tanah
  • Pupuk kandang
  • Bibit ubi ungu

Pemilihan bibit

Pemilihan bibit yang tepat, menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan budidaya ubi ungu. Bibit ubi dapat diperoleh dengan dua cara yaitu:

Baca juga: Cara Menanam Ubi Jalar Sistem Monokultur dan Tumpang Sari

1. Bibit dari umbi

Bibit ubi ungu dapat diperoleh dari umbi yang sudah dipanen dan cukup umur. Letakan umbi di tempat yang teduh dan lembab. Tunas calon bibit akan bermunculan, tunggu sampai memiliki ukuran panjang 5 sampai 10 cm, kemudian dipotong dan siap ditanam.

2. Stek batang

Stek batang merupakan cara perbanyakan secara vegetatif yang mudah dilakukan. Pilihlah tanaman induk yang pertumbuhannya bagus, hasil umbinya besar, dan terhindar dari penyakit. Potong batang dengan panjang 10 sampai 15 cm, buang daunnya, kemudian tanam potongan batang tersebut.

Penanaman

Setelah semua alat dan bahan disiapkan, sekarang waktunya untuk menanam. Adapun cara menanam ubi ungu dalam pot, seperti berikut:

Baca juga: Cara Menanam Talas agar Umbinya Besar

  1. Masukkan media tanam dalam pot.
  2. Rendam bibit ubi ungu pada zat perangsang akar 3 sampai 5 menit.
  3. Tancapkan bibit ubi ungu langsung pada media tanam.
  4. Siram dan rawat secara rutin.

Perawatan tanaman

Tanaman ubi ungu akan tumbuh dengan subur dan menghasilkan umbi yang besar jika dirawat dengan baik. Perawatan tanaman ubi ungu meliputi:

Ilustrasi ubi ungufreepik Ilustrasi ubi ungu

  1. Penyimpanan pot pada tempat yang terkena sinar matahari langsung agar ubi ungu bisa tumbuh dengan baik.
  2. Penyiraman dengan air bebas kaporit secara rutin pada pagi dan sore hari. Akan tetapi, kurangi intensitas penyiraman saat musim hujan.
  3. Membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar pot.
  4. Memberikan pupuk kandang setiap 2 minggu sekali dan menambahkan pupuk majemuk NPK secukupnya.
  5. Angkat batang ubi ungu setiap dua minggu sekali, supaya akarnya tidak tumbuh pada ruas batang dan masuk ke tanah. Pasalnya, hal tersebut bisa menyebabkan umbi yang dihasilkan berukuran kecil.

Baca juga: Cara Menanam Kentang yang Benar agar Umbinya Besar

Pemanenan

Pemanenan ubi ungu dapat dilakukan setelah ubi ungu berumur 4 bulan setelah tanam. Cara panennya cukup mudah yaitu dengan membalikkan pot dan mengeluarkan seluruh media tanam dan umbi tanaman tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau