JAKARTA, KOMPAS.com - Jahe (Zingiber officinale) adalah salah satu tanaman rempah dan tanaman obat yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Jahe dapat dikonsumsi segar, diolah menjadi minuman, dikeringkan, hingga dijadikan minyak atsiri.
Ada tiga jenis jahe yang banyak dijual di pasaran dan dikonsumsi masyarakat, yakni jahe merah, jahe kuning atau jahe gajah, serta jahe putih atau jahe emprit. Nah, apa perbedaan dan manfaat jahe tersebut?
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Minggu (25/12/2022), berikut penjelasan mengenai jenis jahe dan manfaatnya.
Baca juga: Langkah-langkah Pembibitan Jahe agar Hasilkan Bibit Berkualitas
Jahe kuning disebut juga sebagai jahe gajah atau jahe badak karena ukuran rimpangnya yang besar dan gemuk. Warna rimpangnya kuning muda atau kuning yang lebih cerah, teksturnya berserat lembut dan sedikit.
Aroma dan rasanya kurang tajam, karena kandungan minyak atsirinya rendah, yakni minus 1,66 persen dari berat kering.
Jahe kuning atau jahe gajah cocok dikonsumsi sebagai bumbu masak, dalam keadaan segar atau bentuk olahan saat jahe berumur muda atau tua.
Jahe merah sering disebut dengan jahe sunti. Rimpangnya berwarna merah atau jingga muda dan berukuran kecil, serta serat-seratnya kasar.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida dari Jahe, Mudah dan Ramah Lingkungan
Karena jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi, maka aroma serta rasanya sangat tajam dan pedas. Jahe merah hanya tumbuh pada bulan-bulan tertentu, namun tetap banyak dicari.
Jahe merah mengandung minyak atsiri hingga 4 persen dan juga kandungan oleoesin. Di dalam minyak atsiri tersebut terdapat shogaol, gingerol, dan zingeon.