Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kekurangan dan Kelebihan Pertanian Organik, Apa Saja?

Kompas.com - 02/01/2023, 17:59 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesadaran hidup sehat nampaknya mulai dimiliki manusia zaman sekarang. Salah satu bentuk nyata kesadaran tersebut yaitu banyaknya orang yang beralih ke makanan sehat dan organik.

Tren inilah yang menjadi salah satu faktor meningkatkan praktik pertanian organik. Di Indonesia, pengembangan pertanian organik juga terus digencarkan.

Prospek pertanian organik di Indonesia juga cukup tinggi, mengingat banyaknya lahan pertanian yang ada di Indonesia. Bahkan, kini banyak petani milenial yang memadukan pertanian organik dengan sistem pertanian modern sehingga hasil panennya berkualitas dan nilai jualnya juga lebih tinggi.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Organik agar Hasil Panennya Menguntungkan

Lantas, apa sajakah kekurangan dan kelebihan pertanian organik? Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (2/1/2023), berikut ulasan lengkapnya.

Ilustrasi hidroponik, Ilustrasi menanam tanaman dengan metode hidroponik.Shutterstock/Snoopytkd Ilustrasi hidroponik, Ilustrasi menanam tanaman dengan metode hidroponik.

Kelebihan pertanian organik

Pertanian organik adalah praktik budidaya tanaman menggunakan bahan-bahan organik. Penggunaan bahan kimia diminimalisir, sehingga tanaman tumbuh dengan baik dan hasil panennya lebih menyehatkan.

Berikut ini sejumlah kelebihan atau keunggulan pertanian organik yang perlu diketahui.

1. Meningkatkan aktivitas organisme yang dibutuhkan tanaman

Mikroorganisme seperti mikoriza dan rhizobium dalam tanah dan perakaran tanaman berguna untuk menyediakan unsur hara dan membantu tanaman menyerap unsur hara tersebut. Penggunaan bahan organik dapat meningkatkan aktivitas organisme tersebut.

Baca juga: Cara Menanam Selada Merah Organik dari Olah Lahan sampai Panen

 

2. Meningkatkan ketahanan tanaman

Aplikasi pupuk organik akan membuat tanaman lebih sehat dan kuat. Dengan demikian, tanaman tidak mudah terserang hama maupun patogen penyebab penyakit pada tanaman.

3. Mengurangi risiko erosi

Penggunaan pupuk organik bisa membuat tanah lebih gembur dan tidak terkikis saat terkena aliran air. Tanah tersebut juga lebih tahan menyimpan air, sehingga risiko erosi bisa diminimalisir.

Ilustrasi panen sayuran organik. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi panen sayuran organik.

4. Meningkatkan rasa dan gizi pada hasil panen

Sayuran, buah, atau umbi yang dihasilkan dari pertanian organik diketahui memiliki rasa yang lebih enak dan kandungan gizinya lebih tinggi. Dengan demikian, hasil panen pertanian organik lebih menyehatkan dibandingkan hasil panen dari pertanian konvensional.

Baca juga: Panduan Budidaya Selada Keriting Organik, Panen dalam 20-30 Hari

5. Memperpanjang umur simpan

Kelebihan pertanian organik lainnya yaitu dapat memperpanjang umur simpan sayur, buah, maupun umbi. Pemberian pupuk organik akan membuat tanaman mendapatkan unsur hara lengkap dan sel-selnya tersusun sempurna.

Kekurangan pertanian organik

Meskipun memiliki beberapa kelebihan, pertanian organik tetap mempunyai kekurangan. Adapun kekurangan pertanian organik, seperti berikut:

  1. Ketersediaan bahan organik terbaik dan mengharukan aplikasi bahan organik dalam jumlah banyak.
  2. Transportasi relatif mahal.
  3. Hasil pertanian yang ditanam secara organik lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional dengan bahan kimia.
  4. Pengendalian organisme pengganggu tanaman lebih lama dibandingkan dengan pengendalian menggunakan pestisida kimia.
  5. Informasi seputar pertanian organik masih terbatas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com