JAKARTA, KOMPAS.com - Budidaya padi tidak luput dari risiko serangan hama dan penyakit. Penyakit tanaman padi bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus, atau karena keadaan tanah.
Salah satunya penyakit tanaman padi adalah asem-aseman. Gejala penyakit asem-aseman ini biasanya muncul hampir setiap tahun pada musim tanam antara bulan Maret sampai April, ketika tanaman padi berumur dua sampai empat minggu setelah tanam.
Penyakit asem-aseman bisa menyerang saat musim kemarau maupun musim hujan.
Baca juga: Budidaya Padi dalam Pot, Bisa di Tanam di Lahan Sempit
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (5/1/2023), kejadian seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang kandungan c-organiknya rendah.
Ini ditambah kebiasaan petani yang menggenangi sawahnya untuk menekan pertumbuhan gulma terutaman saat tanaman masih muda.
Pada lahan dengan drainase yang buruk juga akan dipastikan sangat mudah terjangkit asem-aseman. kondisi ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar.
Asem-aseman terjadi pula karena proses perombakan atau pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di lahan tersebut yang belum selesai.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida Organik Ramah Lingkungan untuk Tanaman Padi
Namun, biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan nitrogen.
Akhirnya ditambahlah pemakaian pupuk urea, yang mana bukannya daun menjadi hijau kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi.