JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penggunaan pupuk organik akan merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Selain itu, residu atau sisa pupuk kimia sintetis pada produk pertanian berdampak negatif terhadap kesehatan manusia yang mengonsumsinya.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (2/2/2023), masyarakat pun semakin mengerti akan pentingnya mendapatkan hasil dari bahan pangan yang bebas dari penggunaan bahan kimia sintetis.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Limbah Sayur, Mudah Hanya 8 Langkah
Salah satu cara meminimalisir penggunaan pupuk kimia adalah dengan penggunaan pupuk organik yang dibuat sendiri. Salah satu jenis pupuk organik yang dapat dibuat untuk kesehatan tanaman adalah pupuk organik cair asam amino.
Pupuk asam amino adalah pupuk yang bukan hanya sebagai pupuk tambahan, tetapi dapat menggantikan posisi pupuk NPK secara sempurna.
Ada beberapa manfaat pupuk asam amino untuk tanaman, yakni sebagai berikut.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Limbah Tahu dan Cara Aplikasinya
Berikut cara membuat pupuk asam amino organik pengganti pupuk NPK kimia.
Baca juga: Simak, 5 Manfaat Pupuk KCl untuk Tanaman
Pecahkan telur dan masukkan isinya ke dalam wadah atau mangkuk. Tambahkan 5 sendok makan air dan kocok sampai rata selama sekitar 3 menit.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Telur Keong Mas
Masukkan 1 sendok makan MSG dan tuangkan 1 botol MSG maupun EM-4 atau MOL ke dalam adonan telur. Kocok lagi sampai merata selama sekitar 3 menit.
Masukkan adonan tersebut ke dalam 5 botol bekas air mineral kosong yang telah disiapkan, dibagi secara merata.
Masukkan air kelapa tua atau air leri (air cucian beras) sebanyak 5 liter yang telah disiapkan ke dalam 5 botol yang telah terisi adonan telur dan MSG, masing-masing botol terisi 1 liter air. Tutup rapat kelima botol yang telah terisi adonan tersebut, dan dikocok lagi sampai merata selama 3 menit.
Simpan kelima botol adonan tersebut untuk difermentasikan di tempat teduh atau di dalam rumah (di gudang atau di dalam rumah pada suhu kamar). Namun, jangan disimpan di dalam dapur karena suhunya terlalu panas yang menyebabkan mikroba mati.
Simpan selama paling cepat 1 x 24 jam atau selama 7 hari. Semakin lama difermentasi, kualitas pupuk asam amino yang dibuat semakin baik.
Setiap hari penutup botol dibuka untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Jika tidak dibuka maka botolnya bisa mengembung dan akhirnya meledak.
Baca juga: Cara Menggunakan Cangkang Telur sebagai Pupuk dan Pestisida Nabati
Aplikasikan setelah matahari terbit atau saat embun pada daun tanaman sudah kering (sekitar pukul 07.00 sampai 10.00). Kemudian, saat stomata atau mulut daun tanaman sudah terbuka dan melakukan proses fotosintesis atau asimilasi.
Jangan menyemprotkan pupuk pada pukul 10.00 sampai sebelum pukul 16.00, karena mulut daun tanaman atau stomata yang terdapat di bagian bawah daun sudah tertutup, sehingga pupuk asam amino yang disemprotkan ke tanaman tidak bermanfaat bagi tanaman.
Pada sore hari, semprotkan pada tanaman mulai pukul 16.00 sampai 18.00.
Semprotkan ke tanaman setiap 7 hari atau 5 sampai 7 hari sekali secara rutin atau terus-menerus.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Magnesium Organik Pakai Pisang hingga Bayam
Dosis penggunaannya adalah perbandingan cairan pupuk asam amino : air = 1 : 50. Aartinya cairan pupuk Asam Amino sebanyak 1 botol : 50 botol air semprotan.
Semprotkan lewat mulut daun pada lahan atau kebun (untuk skala yang luas), maupun pada tanaman di pot (untuk skala yang kecil/terbatas) atau dosisnya 1 gelas (200 ml) pupuk asam amino dalam 10 liter air.
Bisa pula dosis pupuk asam amino : air = 1 : 30. Artinya cairan pupuk asam amino sebanyak 1 botol : 30 botol air.
Siramkan pada tanaman di pot di lahan pekarangan (untuk skala yang kecil/terbatas), sebanyak 1 gelas atau 200 ml per pot jika tanaman masih kecil. Jika tanaman di pot sudah besar maka ukuran cairan pupuk asam aminonya sebanyak 2 liter per pot.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Buah Busuk, Mudah Hanya 9 Langkah
Semprot pupuk langsung ke mulut daun yang terdapat di bagian bawah dari daun tanaman. Ujung nosel alat semprot menghadap ke atas pada saat melakukan penyemprotan secara merata.
Disiram atau dikocor langsung di bawah pohon tanaman dengan dosisnya sesuai umur tanaman. Untuk tanaman dipot sebanyak 1 sampai 2 gayung tergantung umur tanaman, sedangkan tanaman tahunan + 5 liter cairan pupuk amino per pohon.
Disemprotkan dan disiram sekaligus pada tanaman yang sama.
Untuk tanaman padi dan palawija, disemprotkan kepada tanaman, jika tanaman telah berumur 2 musim dan selanjutnya disemprotkan setiap 1 minggu (7 hari sekali secara terus-menerus).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya