Biasanya, biaya untuk pengelolaan tanaman padi konvensional sangat mahal, bisa mencapai Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta untuk lahan seluas 1 hektar.
Pemupukan padi dengan metode hidroponik dapat lakukan dengan menggunakan nutrisi A dan B yang biasa digunakan untuk tanaman hidroponik lainnya.
Baca juga: Buah yang Ditanam di Tanah Vs Hidroponik, Apa Bedanya?
Tidak seperti padi di sawah, budidaya padi dengan paralon ini tidak melulu menggunakan pupuk urea, pupuk SP36, atau pupuk phonska. Cukup menggunakan nutrisi A dan B tanaman padi bisa tumbuh subur.
Budidaya padi hidroponik memiliki keamanan yang cukup tinggi terhadap risiko gangguan hama yang sering muncul dari tanah, misalnya tikus.
Dalam budidaya padi hidroponik, tidak ada tanah yang berceceran.
Hasilnya bisa dipanen kapan saja dan mudah diambil. Tanaman padi pun bisa tumbuh lebih cepat, jika diawasi dan dikelola dengan tepat.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Hidroponik Sistem Wick
Sistem hidroponik yang digunakan untuk menanam padi adalah sistem wick. Sistem wick atau sistem sumbu adalah salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana.
Ini merupakan sistem pasif yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian asupan nutrisi melewati akar tanaman disalurkan dengan bantuan sumbu yang terbuat dari kain flanel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air.
Kelebihan hidroponik sistem wick adalah sebagai berikut.