Moss yang akan digunakan sebagai media tanam sebaiknya dibasahi terlebih dahulu. Kemudian tempatkan moss di dasar terarium bersama arang kayu dengan ketinggian kurang lebih 2,5 cm. Media tanam ini berguna untuk menyerap air siraman.
Setelah arang kayu dan moss, tambahkan media tanam lain berupa pupuk organik kompos dan humus. Dalam budidaya tanaman terarium, kompos dan humus bisa dicampurkan dengan perbandingan 1:1.
Campuran tersebut kemudian diletakkan di atas moss setebal 5 hingga 8 cm. Akan tetapi, sebelum digunakan kompos dan humus harus disterilisasi terlebih dahulu dengan cara menyiramkan air panas.
Baca juga: 5 Jenis Tanaman Terarium, Apa Saja?
Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan cara menyangrai di atas api kecil selama 10 hingga 15 menit. Tujuannya untuk membunuh patogen yang mungkin masih ada dalam kompos dan humus tersebut.
Setelah di sterilisasi, siram kompos dan humus sampai lembap. Kemudian tempatkan media tanam tersebut dalam wadah terarium.
Zeolit bisa ditaburkan di atas campuran kompos dan humus dengan ketebalan 2 hingga 4 cm. Pasir zeolit yang digunakan harus halus.
Fungsi media tanam ini sebagai dekorasi. Namun, zeolit juga memiliki unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman.
Baca juga: Mengenal Zeolit, Mineral yang Bisa Menjadi Pupuk Pendamping
Batu-batuan berguna sebagai dekorasi dalam terarium. Batu-batuan ini dapat berupa batu alam atau sintesis. Sebelum menggunakan batu sebagai media tanam terarium, sebaiknya bersihkan terlebih dahulu agar warnanya lebih terang dan indah.
Tak hanya batu-batuan, kayu juga bisa menjadi dekorasi terarium. Kayu yang akan digunakan dalam terarium sebaiknya dilapisi dengan fungisida atau vernis agar tidak berjamur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.