JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam sayuran dengan sistem hidroponik sangat menyenangkan. Pasalnya, dengan lahan yang terbatas, Anda bisa menghasilkan sayuran berkualitas untuk konsumsi keluarga.
Salah satu masalah pada berkebun dengan sistem hidroponik adalah tip burn atau tepi daun terbakar, termasuk pada tanaman selada hidroponik. Kondisi ini lazim terjadi saat memasuki musim hujan.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (20/3/2023), tip burn pada tanaman selada hidroponik sebenarnya sudah tidak dapat disembuhkan.
Baca juga: 7 Tahap Budidaya Melon Hidroponik dari Persemaian sampai Panen
Berikut penyebab tip burn pada selada hidroponik dan cara mengatasinya.
Tip burn disebabkan oleh rendahnya atau terhambatnya penyerapan unsur kalsium (Ca) oleh tanaman. Kalsium adalah unsur yang berperan dalam pertumbuhan sel, komponen yang menguatkan, mengatur daya tembus dan merawat dinding sel.
Selain itu, kalsium juga berperan sangat penting pada titik tumbuh akar. Kekurangan unsur kalsium menyebabkan tanaman mengalami titik tumbuh lemah, terjadi perubahan bentuk daun, mengeriting, kecil dan akhirnya rontok.
Kekurangan kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh, maka kekurangan unsur ini pada sayuran berbunga menyebabkan produksi bunga terhambat.
Baca juga: Cara Menanam Aglaonema Hidroponik, Tanaman Hias Daun yang Indah
Rendahnya atau terhambatnya penyerapan kalsium dikarenakan beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
Kenaikan suhu yang tinggi hingga 25 derajat celcius dalam waktu yang cepat, yakni sekitar 15 sampai 25 menit berpotensi menyebabkan tip burn.
Ini karena adanya transpirasi atau penguapan air dari tanaman yang cepat, sehingga unsur kalsium dengan ukuran molekul yang cukup besar tidak bisa diserap atau di translokasi dalam jaringan tanaman terutama daun.
Kalsium ditranslokasi melalui jaringan air (xylem) melalui mekanisme transpirasi tanaman melalui stomata (mulut daun).
Baca juga: Cara Menanam Anggrek Hidroponik, Tidak Perlu Menggunakan Tanah
Kondisi ini bisa diatasi atau dikurangi efeknya dengan pemasangan shading net 35 persen pada jam-jam terik matahari dan penyemprotan kabut air untuk menurunkan suhu.
Kelembapan udara yang tinggi atau jumlah uap air di udara cukup tinggi yang diakibatkan oleh banyaknya penguapan air, sehingga transpirasi atau penguapan tanaman menjadi terhambat karena udara sudah jenuh air.
Transpirasi rendah menyebabkan penyerapan kalsium terhambat dan berpotensi menyebabkan tip burn.
Kondisi ini dapat diminimalisir dengan penggunaan mulsa plastik untuk menutupi permukaan tanah di dalam green house secara penuh bisa mengurangi penguapan air dari permukaannya guna menurunkan kelembapan udara.
Baca juga: Cara Menanam Timun Hidroponik, Bisa Dilakukan di Lahan Sempit
Alternatif lain dapat menggunakan air blower atau exhaust fan untuk menyedot uap air keluar melalui ventilasi untuk menurunkan kelembaban.
Kondisi ini juga dapat menghambat serapan kalsium oleh tanaman. Natrium biasanya berasal dari air baku yang digunakan dalam hidroponik.
Selain itu, mineral lain seperti Ca, Fe, senyawa karbonat dan lainnya juga berpotensi meningkatkan salinitas dan pH sehingga mengurangi serapan nutrisi, terutama kalsium.
Kondisi ini dapat dicegah dengan penggunaan air baku dengan ppm rendah seperti air hujan atau air yang di filter dengan proses reverse osmosis (RO) untuk menghindari akumulasi Na.
Baca juga: 7 Jenis Sayuran Daun yang Bisa Ditanam Secara Hidroponik
Ambang akumulasi Na untuk beberapa tanaman seperti selada dan sayuran daun biasanya tidak lebih dari 20 ppm.
Pemberian nutrisi yang tidak proporsional atau yang sesuai dengan kebutuhan tanaman terutama rasio antara Ca, K dan N yang saling berkompetisi untuk diserap tanaman.
penyemprotan melalui daun unsur kalsium 24 gram per liter air bisa menjadi solusi mencegah tip burn.