Biji yang telah didiamkan selama semalaman, selanjutnya rendam biji benih dengan air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk mempermudah penghilangan selaput lendir biji, biji bisa dicampur dengan arang sekam halus saat perendaman.
Bersamaan dengan perendaman lakukan pula sortasi atau pemilihan biji benih, biji yang tenggelam dipilih untuk bibit sedangkan yang mengapung dibuang.
Setelah perendaman, selanjutnya jemur bij benih selama dua hari hingga kering. Jika bijji sudah kering segera simpan biji selama sekitar satu hingga tiga bulan sebelum ditanam agar menghilangkan masa dormansi biji.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Labu Kuning agar Cepat Berbuah
Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih direndam dalam air hangat selama 2 hingga 4 jam, setelah itu letakkan pada kain yang telah dibasahi den simpan sekitar tiga hari hingga biji berkecambah.
Biji yang telah berkecambah selanjutnya dapat ditanam ke lahan tanam secara langsung.
Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap ditanami. Gemburkan tanah lahan dengan cara dibajak atau di cangkul sedalam 20 sampai 30 cm.
Lakukan pengapuran menggunakan kapur pertanian atau kapur dolomit apabila ph tanah di bawah 6. Kebutuhan kapur atau dolomit tersebut untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 1 hingga 2 ton.
Baca juga: Simak, Ini Tips Agar Labu Berbuah Banyak
Setelah itu, lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk dasar dan diamkan selama satu hingga dua minggu.
Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi sekitar 20 sampai 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar bedengan dibuat dengan jarak sekitar 35 sampai 40 cm.