Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Langkah Menanam Labu Kuning

Kompas.com - 11/05/2023, 14:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Labu kuningPixabay/Angela_Yuriko_Smith Labu kuning

Biji yang telah didiamkan selama semalaman, selanjutnya rendam biji benih dengan air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk mempermudah penghilangan selaput lendir biji, biji bisa dicampur dengan arang sekam halus saat perendaman.

Bersamaan dengan perendaman lakukan pula sortasi atau pemilihan biji benih, biji yang tenggelam dipilih untuk bibit sedangkan yang mengapung dibuang.

Setelah perendaman, selanjutnya jemur bij benih selama dua hari hingga kering. Jika bijji sudah kering segera simpan biji selama sekitar satu hingga tiga bulan sebelum ditanam agar menghilangkan masa dormansi biji.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Labu Kuning agar Cepat Berbuah

Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih direndam dalam air hangat selama 2 hingga 4 jam, setelah itu letakkan pada kain yang telah dibasahi den simpan sekitar tiga hari hingga biji berkecambah.

Biji yang telah berkecambah selanjutnya dapat ditanam ke lahan tanam secara langsung.

2. Pengolahan lahan

Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap ditanami. Gemburkan tanah lahan dengan cara dibajak atau di cangkul sedalam 20 sampai 30 cm.

Lakukan pengapuran menggunakan kapur pertanian atau kapur dolomit apabila ph tanah di bawah 6. Kebutuhan kapur atau dolomit tersebut untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 1 hingga 2 ton.

Baca juga: Simak, Ini Tips Agar Labu Berbuah Banyak

Setelah itu, lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk dasar dan diamkan selama satu hingga dua minggu.

Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi sekitar 20 sampai 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar bedengan dibuat dengan jarak sekitar 35 sampai 40 cm.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau