JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi merupakan komoditas perkebunan yang nilai ekonomisnya tinggi. Nilai jual kopi sangat dipengaruhi oleh kualitasnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kopi yaitu dengan melakukan kegiatan pasca-panen yang benar. Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, kegiatan pasca-panen kopi terdiri atas penyortiran, pengupasan kulit, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan.
Setelah buah kopi dipanen, lakukanlah penyortiran. Hanya buah kopi yang lolos kriteria sortasi saja yang dapat diolah menjadi biji kopi.
Baca juga: Simak, Cara Budidaya Tanaman Kopi agar Panennya Melimpah
Penyortiran bertujuan untuk memisahkan buah kopi yang tidak masuk kriteria. Buah kopi yang tidak masuk kriteria seperti cacat, belum matang, berlubang, busuk, terserang hama penyakit.
Selain itu, tahap ini juga berguna untuk membuang kotoran seperti daun atau ranting tanaman yang terbawa saat proses pemanenan.
Buah kopi memiliki kulit yang menyelubungi biji kopi. Kulit ini harus dikupas terlebih sebelum biji kopi dapat diproses lebih lanjut.
Pengupasan secara manual tentu akan membutuhkan waktu yang sangat lama, karena ukuran buah kopi yang kecil. Penggunaan alat pengupas kulit kopi akan mempermudah dan mempercepat proses pengupasan.
Alat ini akan berputar dan menyemprotkan air, sehingga kulit secara perlahan akan terlepas tanpa membuat biji kopi pecah.
Baca juga: Jenis-jenis Kopi yang Tumbuh di Indonesia, Apa Saja?
Biji kopi yang kulitnya sudah terlepas, masih menyisakan lendir yang menempel. Lendir ini harus dihilangkan dengan cara fermentasi.
Pada umumnya, hanya jenis kopi arabika saja yang dilakukan proses fermentasi ini, untuk mempertahankan cita rasanya.
Cara fermentasi biji kopi dengan merendamnya di dalam air ataupun memasukkannya ke dalam plastik rapat. Diamkan selama 12 sampai 36 jam, kemudian lakukan tahap pencucian.
Tahap pasca panen kopi selanjutnya yaitu melakukan pencucian. Biji kopi yang sudah difermentasi, perlu dilakukan pencucian untuk menghilangkan sisa lendir yang masih menempel.
Baca juga: 5 Jenis Pemangkasan Tanaman Kopi agar Produktivitasnya Maksimal
Pada skala kecil, proses pencucian dapat dilakukan secara manual menggunakan bak atau ember. Namun pada skala besar, pencucian perlu menggunakan mesin pencuci supaya lebih efektif dan efisien.
Pengeringan biji kopi perlu diperhatikan dengan baik. Hal ini karena dapat mempengaruhi rasa dan daya simpan biji kopi.
Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang semula 60 sampai 65 persen menjadi 12 persen. Proses pengeringan ini dapat dilakukan menggunakan cahaya matahari, maupun mesin pengering.
Biji kopi yang sudah kering kemudian dilakukan pengemasan. Wadah yang digunakan tidak bisa sembarangan, karena akan berpengaruh terhadap kualitas.
Karung goni merupakan wadah yang paling tepat untuk menyimpan biji kopi. Hal ini karena karung goni dapat menyerap kelembapan, sehingga kadar air biji kopi tetap terjaga.
Baca juga: Cara Pembibitan Kopi Arabika agar Menghasilnya Bibit Berkualitas
Cara pasca-panen kopi yang terakhir yaitu penyimpanan. Simpan biji kopi pada tempat yang tepat, supaya terhindar dari kerusakan.
Kerusakan biji kopi biasanya disebabkan oleh jamur, serangga dan tikus. Gunakanlah gudang yang masih bagus, memiliki atap yang tidak bocor, ventilasi udara bagus, tidak lembab dan berada di dataran rendah yang memiliki suhu hangat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya