JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung manis (Zea mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang penting selain padi. Jagung manis baik dikonsumsi setelah direbus dan dibakar ataupun olahan lainnya.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (14/7/2023), ada berbagai macam cara menanam jagung manis. Salah satunya dengan menerapkan metode tanpa olah tanah (TOT).
Pengertian tanpa olah tanah adalah cara penanaman tanpa perlakuan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan tanah terlebih dahulu. Hanya diperlukan lubang untuk membenamkan benih ke dalam tanah.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida untuk Ulat Grayak pada Tanaman Jagung
Penerapan sistem TOT selain dapat mempercepat waktu tanam juga biaya produksinya rendah. Selain itu, panen yang dicapai sama atau bahkan lebih bagus dari sistem tanam olah tanah sempurna (OTS).
Dalam penerapan teknologi TOT, membasmi gulma tidak dengan pengolahan tanah melainkan dengan menggunakan herbisida sistemik.
Dengan demikian, tekstur tanah tidak terganggu dan kelembapan tanah lebih stabil untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Berikut cara menanam jagung manis agar panen melimpah dengan sistem TOT.
Baca juga: 7 Jenis Jagung dan Karakteristiknya, Apa Saja?
Persiapan lahan dilakukan dengan membasmi gulma. Apabila menggunakan herbisida untuk rumput atau gulma pada lahan tanpa olah tanah sebaiknya menggunakan herbisida sistemik.
Herbisida sistemik mematikan gulma hingga ke akarnya. Takaran bahan aktif herbisida per liter air biasanya tercantum pada label kemasan.
Dosis herbisida yang digunakan tergantung ketebalan gulma, umumnya digunakan dosis 3 liter per hektar. Tiga sampai empat hari setelah aplikasi herbisida, kontrol kembali gulma yang belum terkena semprotan.
Satu minggu setelah penyemprotan gulma, lanjutkan dengan penanaman diatas bedengan tanam selebar 1 sampai 2 meter. Penanaman dilakukan dengan tugal 1 sampai 2 biji per lubang.
Baca juga: 3 Jenis Jagung Hibrida yang Ada di Indonesia, Apa Saja?
Selanjutnya lubang tanam langsung ditutup dengan pupuk kandang agar mudah ditembus kecambah tanaman. Fungsi lain dari pupuk kandang selain sebagai penutup lubang juga sebagai pupuk dari tanaman yang baru tumbuh.
Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 25 cm, satu tanaman per lubang atau 75 cm x 40 cm, 2 tanaman per lubang dengan populasi sebanyak 53.000 sampai 66.000 tanaman per hektar.
Penanaman dilakukan dengan tugal dan mengunakan tali agar jarak tanam sesuai ukuran yang diinginkan. Satu minggu setelah tanam dilakukan penyulaman pada lubang tanam yang tidak tumbuh.
Pemupukan dilakukan agar tanaman tumbuh dengan subur dan berproduksi optimal. Pemupukan didasarkan atas kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
Baca juga: 7 Tahapan Budidaya Jagung di Lahan Kering
Pupuk yang umum digunakan adalah pupuk tunggal, yaitu pupuk urea sebagai pupuk N, pupuk SP-36 sebagai pupuk P, dan pupuk KCl sebagai pupuk K.
Pemupukan dilakukan dua kali yaitu umur tanaman 10 dan 35 hari setelah tanam (HST) pada jenis tanah yang didominasi liat dan tiga kali yaitu umur 7 sampai 10 HST, 28-30 HST dan 40 sampai 45 HST pada tanah yang didominasi pasir.
Pemupukan ketiga menggunakan bagan warna daun (BWD) untuk menentukan kebutuhan N tanaman.
Takaran pupuk tunggal per hektar yang umum digunakan adalah 350 kg pupuk urea, 200 kg pupuk SP-36, dan pupuk 100 kg pupuk KCl. Adapun takaran pupuk majemuk per hektar yang digunakan adalah 400 kg pupuk NPK 15-15-15, 270 kg pupuk urea, dan 80 kg pupuk SP-36.
Baca juga: Cara Menanam Jagung Manis Organik, Mudah dan Menguntungkan
Berapa banyak unsur nitrogen yang dibutuhkan untuk memcu pertumbuhan tanaman ditentukan melalui pembacaan BWD pada umur tanaman 42 sampai 45 HST.
Penyiangan gulma dilakukan saat gulma mulai tumbuh dengan menggunakan cangkul atau alat penyiang lainnya.
Pengendalian gulma juga bisa dilakukan dengan menggunakan herbisida selektif tanaman jagung, herbisida selektif khusus untuk gulma pada tanaman jagung tersebut ada yang berbahan aktif tunggal yaitu ametri dan herbisida berbahan aktif ganda yaitu campuran atrazin dan mesotrion.
Cara aplikasi herbisida selektif pada tanaman jagung disemprotkan pada pertanaman jagung pada umur 7 sampai 14 hari setelah tanam.
Baca juga: Cara Menanam Jagung Organik yang Mudah Diterapkan
Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung seperti hama penggerek batang, ulat tongkol, kutu daun, belalang, dan tikus.
Adapun penyakit tanaman jagung antara lain bule, karat, hawar daun, dan hawar pelepah.
Pengendalian hama dan penyakit bisa dilakukan dengan menggunakan insektisida, rodentisida, dan fungisida atau bakterisida. Penggunaan pestisida harus tepat sasaran dengan mengamati jenis hama dan gejala seragan hama dan penyakit pada tanaman jagung.
Jagung manis mulai berbunga setelah 50 hari. Sepuluh hari sebelum panen utama, sebaiknya dilakukan panen jagung muda.
Baca juga: Catat, Ini Teknik Pengendalian Hama Tikus pada Tanaman Jagung
Pada masa ini akan tumbuh dua tongkol jagung, petik tongkol yang paling bawah. Pemanenan tongkol muda dimaksudkan agar asupan nutrisi pada tongkol utama tercukupi, sehingga hasilnya maksimal.
Selain memetik tongkol muda, pangkaslah daun bagian bawah sebanyak 2 sampai 3 helai. Apabila muncul kembali tunas-tunas buah muda sebelum panen utama, petiklah sebagai panen tambahan.
Panen utama budidaya jagung manis bisa dilakukan setelah tanaman berumur 65 sampai 75 hari. Hasil panen yang diperoleh dari budidaya jagung manis bisa mencapai 17 sampai 22 ton per hektar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya