JAKARTA, KOMPAS.com - Kedelai menjadi salah satu komoditas penting di Indonesia. Pasalnya, kedelai banyak diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman yang banyak disukai.
Salah satu kegiatan penting dalam budidaya kedelai yaitu panen dan pasca-panen. Kegiatan ini harus dilakukan dengan benar agar kualitas kedelai terjaga dengan baik.
Menurut penjelasan di buku Meraih Untung dengan Kedelai Unggul, berikut ini kegiatan panen dan pasca-panen kedelai yang perlu dilakukan.
Baca juga: Faktor Penyebab Produksi Kedelai di Indonesia Rendah, Apa Saja?
Pemanenan kedelai harus dilakukan tepat waktu. Pasalnya, telat pemanenan bisa menyebabkan kualitas bulir kedelai yang dihasilkan menurun.
Umur panen kedelai berbeda-beda tergantung pada varietasnya. Pada kedelai genjah, panen bisa dilakukan kurang dari 80 hari.
Sementara itu, kedelai berumur sedang bisa dipanen saat berumur 81 hingga 89 hari. Sedangkan kedelai berumur dalam baru bisa dipanen setelah umurnya lebih dari 90 hari.
Selain ditentukan berdasarkan varietas, umur panen kedelai juga bisa dipengaruhi oleh ketinggian tempatnya. Semakin tinggi tempat budidayanya, semakin lama waktu panennya.
Panen kedelai sebaiknya dilakukan di pagi hari dan cuaca cerah. Cara panen kedelai yaitu dengan mencabut tanaman sampai ke akarnya atau dengan memotong tanaman menggunakan sabit.
Baca juga: Kedelai Anjasmoro, Varietas Kedelai Lokal yang Memiliki Sifat Unggul
Setelah pemanenan, proses berikutnya yang perlu dilakukan yaitu kegiatan pasca-panen seperti pengeringan brangkasan, perontokan biji, pengeringan biji kedelai, pengemasan, dan penyimpanan. Simak penjelasannya berikut ini.