Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Hama dan Penyakit Tanaman Bayam, Apa Saja?

Kompas.com - 26 Juli 2023, 17:48 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hama dan penyakit tanaman menjadi salah satu faktor pembatas dalam budidaya bayam. Serangan organisme pengganggu tanaman tersebut bisa mengakibatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman tidak maksimal.

Bahkan, serangan yang berat bisa mengakibatkan tanaman mati. Maka dari itu, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secepat mungkin agar tidak menyebabkan kerusakan parah.

Namun, apa saja hama dan penyakit tanaman bayam? Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Rabu (26/7/2023), berikut penjelasan selengkapnya.

Baca juga: Cara Menanam Bayam Hidroponik dengan Mudah dan Cepat Panen

Penyakit tanaman bayam

Gejala penyakit tanaman bayam biasanya ditemukan pada bagian daun. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang ditemukan pada tanaman bayam lengkap dengan cara pengendaliannya.

Ilustrasi bayam, menanam bayam, tanaman bayam.SHUTTERSTOCK/ATHOK.FADHLIN Ilustrasi bayam, menanam bayam, tanaman bayam.

1. Penyakit karat putih

Gejala penyakit ini bisa ditemukan pada daun yang ditandai dengan adanya bercak putih agak melepuh di bagian sisi bawah tanaman daun. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Albugo candida.

Penyakit ini bisa dikendalikan dengan cara membongkar tanaman terserang dan memusnahkannya agar penyakit tidak menular ke tanaman lain yang masih sehat.

2. Penyakit virus kuning

Penyakit ini disebabkan oleh virus Cucumber mosaic virus (CMV). Virus ini menyebabkan daun bayam menyempit, mengkerut, menggulung, dan ukurannya menjadi kecil.

Baca juga: Cara Menanam Bayam Cabut, Bisa Dipanen dalam 25 Hari

Daun yang terserang juga akan timbul bercak-bercak. Cara pengendaliannya yaitu dengan mencabut tanaman sakit dan membakarnya.

3. Penyakit akibat kekurangan mangan

Mangan merupakan salah satu unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman. Kekurangan mangan bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.

Gejala bayam yang kekurangan mangan yaitu terdapat bintik kuning pada daun dan tepi daunnya menjadi keriting. Selain itu, pertumbuhan daun juga melambat.

Gejala tersebut semakin parah pada saat cuaca panas. Penyakit tersebut bisa dicegah dengan memberikan kapur dolomit saat pengolahan lahan.

Baca juga: Pengelolaan Pasca-panen Bayam agar Kesegarannya Terjaga

Hama tanaman bayam

Ilustrasi tanaman bayam di pekarangan rumah Ilustrasi tanaman bayam di pekarangan rumah

Selain penyakit, tanaman bayam juga berisiko terserang hama yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman tersebut. Berikut beberapa hama yang menyerang tanaman bayam.

1. Kutu daun

Hama ini bisa menyerang daun dan menyebabkan daun tanaman bayam melengkung dan berpilin. Lama kelamaan daun akan rontok dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat serta kerdil.

Serangan penyakit ini semakin parah saat panas matahari terik. Pengendalian hama ini yaitu dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang. Apabila serangannya parah, maka cara pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan menyemprot pestisida sesuai anjuran.

2. Belalang

Selain kutu daun, hama tanaman bayam lainnya yaitu belalang. Gejala hama ini yaitu adanya bekas gigitan di bagian tepi daun dan serangan hampir menyerupai ulat daun.

Baca juga: Cara Menanam Benih Bayam dengan Mudah

Pengendalian hama ini yaitu dengan cara menggoyangkan daun bayam dengan sapu lidi agar belalang terbang.

3. Ulat penggulung daun

Sayuran daun tidak lepas dari serangan hama ulat. Hama ini menyebabkan daun menggulung dan berlubang.

4. Ulat daun

Hama ulat daun bisa menyebabkan daun berlubang di bagian tengah dan tepinya. Serangan yang berat akan menyebabkan daun habis dimakan dan tersisa tulangnya sendiri. Pengendalian ulat daun bisa dilakukan secara mekanis atau menyemprotkan insektisida saat serangannya berat.

5. Bekicot

Bekicot bisa memakan bibit bayam di lahan persemaian. Pada daun, batang, dan akar bayam yang terserang hama ini akan terlihat bekas gigitan berupa lubang-lubang.

Kondisi tersebut bisa menurunkan kualitas hasil panen. Pengendalian bekicot dapat dilakukan secara mekanis dan menggunakan perangkap dari tempurung kelapa.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau