JAKARTA, KOMPAS.com - Bayam adalah salah satu tanaman sayuran populer di Indonesia. Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (14/11/2022), di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.
Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang terdiri dari bayam hujau dan bayam merah. Cirinya antara lain lebar daun relatif kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan, untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap.
Baca juga: Cara Menanam Bayam Merah, Mudah dan Cepat Panen
Jenis kedua adalah bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh berdiri tegak, dan cara panennya bisa dicabut atau dipotong.
Secara metode, budidaya bayam organik mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik, perbedaannya pada pemberian jenis pupuk.
Adapun untuk pengendalian hama, petani biasa menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk, pengairan dan menjaga kebersihan kebun.
Budidaya bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh.
Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Budidaya Bayam Jepang atau Horenzo
Suhu ideal berkisar antara 16 sampai 20 derajat celcius, dengan kelembapan udara antara yang sedang. Namun, bayam bisa beradaptasi pada suhu panas seperti di Jakarta sepanjang kelembapannya tinggi.
Pada musim hujan bayam tidak begitu baik tumbuhnya. Daun bayam mudah rusak terkena hujan yang terus-menerus.