JAKARTA, KOMPAS.com - Jeruk keprok soe adalah jenis jeruk lokal dari Nusa Tenggara Timur atau NTT yang sudah dikenal luas di berbagai daerah. Buah ini menjadi salah satu komoditas andalan yang peminatnya cukup tinggi.
Maka dari itu, budidaya jeruk keprok soe juga terus ditingkatkan untuk meningkatkan hasil panen komoditas ini. Namun, dalam budidaya tanaman ini seringkali dijumpai beberapa kendala yang bisa menyebabkan produktivitas menurun.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (30/7/2023), berikut ini kendala budidaya jeruk keprok soe dan cara mengantisipasinya.
Baca juga: Varietas Jeruk Keprok Unggulan Indonesia, Apa Saja?
Beberapa kendala yang biasanya ditemukan dalam budidaya tanaman jeruk keprok soe, seperti berikut:
Di musim kemarau panjang, bibit jeruk keprok soe yang umurnya belum 2 tahun berisiko mati. Hal tersebut dikarenakan akar bibit jeruk ini waktu tersebut belum mampu bertahan terhadap kondisi kekurangan air.
Agar tanaman jeruk keprok memiliki produktivitas yang maksimal, maka sangat dianjurkan untuk melakukan pemupukan setelah dipanen. Akan tetapi, petani seringkali melupakan tahapan perawatan ini.
Hama dan penyakit juga bisa menurunkan produktivitas tanaman jeruk keprok soe. Ada banyak jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman ini, maka dari itu petani perlu mengetahui jenis hama dan penyakit yang sering menyerang dan cara mengatasinya.
Baca juga: Tips Agar Jeruk Keprok Cepat Berbuah