Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Kompas.com - 13/03/2025, 19:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penelitian juga menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak daun kelor dapat meningkatkan kadar hemoglobin hingga 58 persen dan ferritin serum hingga 50 persen, sehingga membantu mencegah anemia pada ibu hamil.

Selain itu, daun kelor diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol, memiliki sifat antiinflamasi, serta membantu penderita diabetes dalam menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan respons insulin.

Baca juga: Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Dengan berbagai manfaatnya, kelor semakin mengukuhkan posisinya sebagai superfood yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi.

Oleh karena itu, penguatan ekosistem produksi dan distribusi kelor perlu terus didorong agar manfaatnya dapat dirasakan secara lebih luas.

Mendorong ekspor kelor

Di tengah meningkatnya permintaan global terhadap produk pangan sehat dan alami, Indonesia mencatat pencapaian gemilang dalam ekspor bubuk kelor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor daun kelor Indonesia mengalami lonjakan signifikan dengan volume mencapai 4.350 ton dan nilai ekspor sebesar 13,75 juta dollar AS pada periode Januari-September 2024.

Daerah penghasil utama seperti Blora (Jawa Tengah), Sumenep (Madura), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) berperan besar dalam memenuhi permintaan global, dengan tujuan ekspor utama ke China, Malaysia, Australia, dan Afrika.

Lonjakan permintaan terutama terjadi di China, yang mencatat nilai ekspor hingga 7,39 juta dollar AS.

Untuk memperkuat daya saing ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah di beberapa provinsi secara aktif mendorong pertumbuhan industri kelor melalui berbagai program strategis.

Di antaranya adalah memberikan pelatihan ekspor, pemahaman regulasi global, serta strategi pemasaran.

Program ini telah melahirkan berbagai kisah sukses, seperti PT Keloria Moringa Jaya, yang meningkatkan ekspor dari 20 kg pada 2021 menjadi 300 kg per pengiriman, dengan pendapatan mencapai 5.400 dollar AS (Rp 84 juta) per bulan.

Selain itu, Desa Devisa Daun Kelor di Sumenep, Madura, juga mengalami perkembangan pesat, dengan produksi bubuk kelor meningkat dari 500 kg/hari menjadi 1,5 ton/hari.

Baca juga: Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Efisiensi biaya produksi yang mencapai Rp 14.400/kg memungkinkan sekitar 90 persen hasil produksi diekspor ke Malaysia, Amerika Serikat, dan Eropa, dengan dukungan fasilitas pengering, mesin tepung, serta sertifikasi organik untuk memenuhi standar internasional.

Dampak ekonomi dan sosial dari ekspor bubuk kelor sangat signifikan, terutama bagi kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil menengah (UMKM).

Lebih dari 1.700 petani di 9 desa di Madura terlibat dalam produksi kelor, yang secara langsung meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Varietas Tanaman
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Varietas Tanaman
Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Varietas Tanaman
Dari Berburu ke Petani Gaharu
Dari Berburu ke Petani Gaharu
Varietas Tanaman
Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan
Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Tips
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Tips
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Tips
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Varietas Tanaman
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Varietas Tanaman
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Gula Kelapa Banyumas: Warisan, Rasa, dan Asa
Varietas Tanaman
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Transformasi Perkebunan yang Inkusif
Varietas Tanaman
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Mungkinkah Indonesia Jadi Pusat Kopi Global?
Varietas Tanaman
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Varietas Tanaman
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau