Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa, Begini Cara Membuat Mangga Berbuah di Luar Musimnya

Kompas.com - 20 Agustus 2022, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mangga adalah salah satu jenis tanaman buah populer yang banyak terdapat di Indonesia. Tanaman mangga berbuah rata-rata hanya sekali dalam setahun.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Sabtu (20/8/2022), di Indonesia, musim mangga rata-rata jatuh pada bulan Oktober sampai Desember. Karena sifatnya yang berbuah musiman ini menyebabkan harga jual buah mangga tidak stabil.

Namun, Anda bisa membuat mangga berbuah di luar musim. Beberapa caranya adalah dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT), penggunaan beberapa jenis pupuk, dan sebagainya.

Baca juga: Cara Mencangkok Tanaman Mangga, Mudah Dilakukan

Ilustrasi pohon mangga, tanaman mangga, buah mangga di pohon. UNSPLASH/JAMETLENE RESKP Ilustrasi pohon mangga, tanaman mangga, buah mangga di pohon.

Berikut beberapa cara membuat mangga berbuah di luar musimnya.

1. Penggunaan ZPT atau hormon pengatur tumbuh

ZPT atau hormon pengatur pertumbuhan, biasanya terbuat dari bahan kimia, sehingga bila salah aplikasi akan menyebabkan tanaman berhenti berbuah bahkan tanaman akan mati.

Teknik ini sudah banyak dilakukan juga oleh pekebun tanaman buah mangga di Indonesia, hanya belum semua pekebun menerapkannya, sehingga buah mangga di Indonesia selalu menunggu musim berbuah.

Ada beberapa ZPT yang dapat digunakan agar mangga bisa tumbuh di luar musim antara lain Paklobutrazol, NAA, Auxin, Potasium Klorat (KClO3), dan Gibberelin.

Baca juga: 10 Hama yang Sering Menyerang Pohon Mangga dan Cara Mengendalikannya

Paklobutrazol berfungsi untuk memacu pertumbuhan bunga dan tumbuhnya percabangan dan daun. Di pasaran, bahan ini sudah bayak beredar luas, antara lain bermerek Patrol, Cultar, dan Goldstar.

NAA (Naphthyl Acetic Acid atau Asam Naftali Asetat) adalah salah satu zat yang sejenis dengan ZPT yang fungsinya untuk menumbuhkan bunga secara serempak. Proses kerjanya degan cara menyemprotkan zat tesebut ke tanaman.

Ilustrasi pohon mangga, tanaman mangga, buah mangga di pohon.UNSPLASH/YOEL WINKLER Ilustrasi pohon mangga, tanaman mangga, buah mangga di pohon.

Auxin adalah zat yang berfungsi untuk merangsang pertuimbuhan bunga dan buah pada tanaman mangga dan pertumbuhan akar pada prose stek batang. Namun, di Indonesia, zat ini masih tergolong langka di toko pertanian.

Potasium Klorat (KClO3) bisa digunakan untuk merangsang pertumbuhan bunga tetapi dengan takaran yang tepat.

Baca juga: Penyebab Buah Mangga Pecah di Pohon dan Cara Mengatasinya

Adapun Gibberelin berfugsi sebagai zat menumbuhkan bunga dan buah di luar musim. Selain itu, Gibberelin dapat membuat buah tumbuh lebih besar.

Namun, Gibberelin juga dapat mengakibatkan buah tidak tumbuh biji lagi, membuat tumbuhnya biji dan tunas lebih cepat. Zat ini juga baik diaplikasikan pada tanaman tomat, cabai, melon, tomat, dan semagka.

2. Pemangkasan daun (pruning)

Pemangkasan daun bertujuan untuk agar daun yang terlalu lebat bisa dikurangi. Sebab, daun dan ranting yang terlalu lebat dapat menghalangi sinar matahari yang merupakan sumber energi dari pohon.

Pemangkasan daun juga bertujuan agar telur nutrisi yang dihasilkan oleh tanaman dapt terfokus pada proses pembuahan. Pemangkasan dilakukan pada ranting dan daun, pangkas semua daun sampai tersisa sedikit.

Baca juga: Cara Mencangkok Pohon Mangga, Bisa Dilakukan di Halaman Rumah

Jangan melakukan penyiraman tanaman sampai mencapai layu secara permanen dan kemudian dengan tiba-tiba menambah air sampai akar tergenag hingga pangkal dalam kurun waktu tertentu.

3. Pengeratan kulit pohon

Mengelupas kulit pohon pada batang pohon dengan berbentuk lingkaran dilalukan agar menghambat proses pengagkutan sumber makanan, sehingga nantinya akan berakibat penumpukan makanan pada pohon mangga. Proses ini di harapkan akan mempercepat tumbuh bunga.

4. Melukai kulit mangga

Hal ini bisa dilakukan dengan cara pemakuan pada kulit pohon kira-kira 3 sampai 5 cm dari permukaan tanah.

Ilustrasi tanaman mangga, pohon Mangga. PIXABAY/GAMBLE34 Ilustrasi tanaman mangga, pohon Mangga.

5. Mengikat batang pohon dengan kawat

Anda juga bisa mengikat batang pohon dengan menggunakan kawat hingga fotosintesis pembuluh floem dapat terhambat. Ini berdampak pada percabangan pohon dan dapat merangsang pertumbuhan bunga.

Baca juga: Cara Budidaya Mangga Harum Manis agar Cepat Berbuah

6. Pemupukan setelah musim panen berakhir

Pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Oleh sebab itu, pemberian pupuk menjadi faktor penting agar tanaman dan tumbuh dan berproduksi secara optimal.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk dengan kandungan unsur hara sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman pada fase generatif. Berikut jenis pupuk yang digunakan untuk merangsang pembuahan, dosis pupuk dan waktu aplikasinya.

Pupuk kandang, dengan dosis 50 kg per tanaman, diberikan seminggu sebelum buah dipanen. Kemudian, pupuk NPK dengan dosis 3 kg per tanaman, diberikan segera setelah buah dipanen.

Adapun pupuk ZA dengan dosis 0,5 kg per tanaman, dicampur dengan dua pupuk yang telah disebutkan sebelumnya. Pupuk KCl atau NCl dengan dosis 0,5 kg per tanaman, diberikan dengan cara ditabur melingkar 1,5 meter dari tanaman.

Baca juga: Cara Okulasi Tanaman Mangga

Pupuk NPK dengan dosis 2 kg per tanaman juga bisa diberikan pada saat bakal buah sebesar biji kacang tanah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau