Makro sekunder merupakan komponen penyusun utama dinding sel tanaman, pembentuk inti klorofil, protein-protein inti pertumbuhan, transporter dan substitusi bagi kalium saat kritis.
Termasuk dalam unsur makro sekunder adalah Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S) dan Natrium (Na).
Baca juga: Cara Menanam Melon Kuning agar Berbuah Banyak dan Menguntungkan
Sementara itu, mikro esensial terdiri dari Chlor (Cl) yang berfungsi membantu menyempurnakan reaksi fotosintesis, Besi (Fe) yang membantu reaksi sintesa klorofil, dan Seng (Zn) sebagai aktivator untuk banyak enzim tanaman.
Kemudian, Tembaga (Cu) yang berperan dalam pembentukan enzim-enzim utama tanaman, Mangan (Mn) yang berperan sebagai aktivator pembentukan protein tanaman, Boron (Bo) yang mendukung stabilitas sel tanaman, dan Molibdenum (Mo) sebagai pengikat utama unsur nitrogen.
Adapun mikrobeneficial terdiri dari Silika (Si) berfungsi memperkuat jaringan dan daya tahan tanaman, Kobalt (Co) yang berperan memperkuat pengikatan Nitrogen, Selenium (Se) sebagai mitigator stress pada tanaman, Nikel Ni) yang berperan sebagai enzim yang menguraikan Nitrogen dan Vanadium (V) yang meningkatkan kapasitas penyimpanan asam amino.
Pemupukan dasar dilakukan dengan cara menabur di atas bedengan sebelum bibit ditanam, berupa dolomit 2 sampai 4 kg per meter bedengan, pupuk organik matang 2 sampai 4 kg per meter bedengan, pupuk NPK 16-16-16 dengan dosis 40 gram per lubang tanaman, dan pupuk fosfat 20 gram per lubang tanaman.
Baca juga: Panduan Pupuk Pohon Durian agar Subur dan Rajin Berbuah
Pada fase vegetatif, yaitu pada saat umur 5, 10 dan 15 hari setelah tanam (HST), berikan pupuk NPK 16-16-16 sebanyak 1,5 kg per drum dan pupuk kalsium plus boron 1 kg per drum dengan cara dikocor.
Pada fase generatif, yakni umur 20 dan 25 HST, berikan pupuk NPK 15-09-20 sebanyak 4 kg per drum dan pupuk kalsium plus boron 2 kg per drum dengan cara dikocor.