Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perbedaan Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai

Kompas.com - 19/09/2022, 18:43 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Pada tingkat kelembapan tinggi, maka batang leher yang awalnya kering bisa berubah warna menjadi putih ke abu-akuban. Gejala layu fusarium juga bisa menjalan ke ranting dan membuat daun mati.

Tanaman yang terserang penyakit ini akan mengalami layu pada siang hari (pukul 10.00 – 14.00) dan tanaman akan kembali segar pada sore hari atau saat fotosintesis berkurang.

Sementara itu, gejala penyakit layu bakteri bisa diketahui setelah memotong akar tanaman yang sakit.

Tanaman cabai rawitPexels/Mark Stebnicki Tanaman cabai rawit

Bagian akar dipotong kemudian amati bekas potongan tersebut. Apabila terdapat lendir dan aroma yang kurang sedap, maka bisa dipastikan bahwa penyakit tersebut terserang layu bakteri.

Baca juga: Mengenal Penyakit Layu pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya

Selain itu, Anda juga bisa mengetahui gejala layu bakteri dengan mencelupkan potongan akar ke air. Jika muncul asap yang larut dalam air, maka dapat diketahui bahwa tanaman tersebut terserang bakteri penyebab layu bakteri.

Cara pengendalian

Tanaman cabai yang terserang layu fusarium bisa dikendalikan dengan cara aplikasi jamur antagonis Trichoderma sp., mencabut tanaman bergejala, aplikasi pupuk dengan tepat, dan melakukan rotasi tanaman.

Sementara itu, penyakit layu bakteri dikendalikan dengan cara menggunakan bakteri antagonis Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis, menggunakan aplikasi pupuk kandang yang matang, menggunakan pupuk urea dengan dosis sesuai, mengaplikasikan bakterisida berbahan aktif agrimycin pada bibit, serta mengelola sistem irigasi yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau