JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam cabai memang tidak sulit. Namun, dalam budi daya cabai ada risiko serangan penyakit yang bisa menyebabkan gagal panen.
Penyakit pada tanaman cabai sebenarnya sangat beragam, yang cukup sering ditemui yaitu layu fusarium dan layu bakteri. Walaupun sama-sama menyebabkan tanaman layu, namun kedua penyakit tanaman ini berbeda.
Lalu, apa saja perbedaan layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabai? Dikutip dari Cybex Kementerian Pertanian, Senin (19/92022), berikut penjelasan lengkapnya.
Baca juga: Perbedaan Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai
Hal pertama yang membedakan antara layu fusarium dengan layu bakteri pada tanaman cabai yaitu patogen penyebabnya. Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum.
Jamur ini mudah berkembang baik dan menyebar ke beberapa tanaman. Perkembangannya semakin cepat saat kondisi lingkungannya lembap, lahan tergenang air, dan pH tanahnya rendah.
Sedangkan penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini juga bisa cepat menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain.
Baca juga: Layu Fusarium Tanaman Cabai: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Perbedaan layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabai juga bisa dilihat dari gejala yang ditimbulkan. Gejala penyakit ini bisa menyerang bagian leher batang bawah yang dekat tanah.
Bagian tersebut bisa busuk dan berubah warna menjadi coklat. Infeksi tersebut kemudian akan menyebar ke akar dan menyebabkan akar busuk basah.
Pada tingkat kelembapan tinggi, maka batang leher yang awalnya kering bisa berubah warna menjadi putih ke abu-akuban. Gejala layu fusarium juga bisa menjalan ke ranting dan membuat daun mati.
Tanaman yang terserang penyakit ini akan mengalami layu pada siang hari (pukul 10.00 – 14.00) dan tanaman akan kembali segar pada sore hari atau saat fotosintesis berkurang.
Sementara itu, gejala penyakit layu bakteri bisa diketahui setelah memotong akar tanaman yang sakit.
Bagian akar dipotong kemudian amati bekas potongan tersebut. Apabila terdapat lendir dan aroma yang kurang sedap, maka bisa dipastikan bahwa penyakit tersebut terserang layu bakteri.
Baca juga: Mengenal Penyakit Layu pada Tanaman Cabai dan Cara Mengatasinya
Selain itu, Anda juga bisa mengetahui gejala layu bakteri dengan mencelupkan potongan akar ke air. Jika muncul asap yang larut dalam air, maka dapat diketahui bahwa tanaman tersebut terserang bakteri penyebab layu bakteri.
Tanaman cabai yang terserang layu fusarium bisa dikendalikan dengan cara aplikasi jamur antagonis Trichoderma sp., mencabut tanaman bergejala, aplikasi pupuk dengan tepat, dan melakukan rotasi tanaman.
Sementara itu, penyakit layu bakteri dikendalikan dengan cara menggunakan bakteri antagonis Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis, menggunakan aplikasi pupuk kandang yang matang, menggunakan pupuk urea dengan dosis sesuai, mengaplikasikan bakterisida berbahan aktif agrimycin pada bibit, serta mengelola sistem irigasi yang baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.