Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Budidaya Mentimun Organik, Bisa Berbuah Setelah 40 Hari

Kompas.com - 17/11/2022, 14:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Akan tetapi, zona perakaran untuk mentimun harus tetap dijaga kelembapannya.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Jerami Padi dan Cangkang Telur

Ilustrasi tanaman mentimun, menanam mentimun. WIKIMEDIA COMMONS/MIKHEIL Ilustrasi tanaman mentimun, menanam mentimun.

Buatlah lubang tanam pada permukaan mulsa dengan diameter 10 cm, setiap bedengan dua baris lubang tanam. Jarak antar lubang tanam dalam satu baris 40 cm dan jarak antar baris 50 sampai 60 cm.

Berikan pupuk kandang, lebih baik campuran antara kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi 1 : 1. Cara pemberian pupuk bisa ditebar dalam bedengan kemudian diaduk dengan tanah, atau diletakkan pada lubang tanam.

Letakkan pupuk sebanyak 0,5 sampai 1 kg pada setiap lubang tanam. Total kebutuhan pupuk untuk satu hektar 20 sampai 30 ton.

Setelah diberi pupuk, biarkan lahan selama satu hingga dua minggu.

Baca juga: Cara Membuat Media Semai Benih Organik

3. Penanaman benih mentimun

Tanamlah biji yang telah bertunas, yang telah disiapkan dengan cara yang sudah diuraikan di atas. Masukkan masing-masing satu biji ke dalam lubang tanam kemudian tutup dengan tanah.

Siram setiap pagi dan sore hari. Setelah dua hari biasanya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh dan bertunas agak lebih tinggi.

4. Perawatan budidaya mentimun

Pada umur tiga sampai empat hari setelah tanam lakukan pengontrolan tanaman, kemudian segera sulam apabila ada tanaman yang mati atau gagal tumbuh dengan benih baru. Bersihkan gulma di sekitar area tanam.

Pada umur dua minggu setelah tanam, biasanya daun sudah mulai muncul. Berikan pupuk tambahan berupa pupuk cair.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau